Minggu, 24 Juni 2012

Setetes Air Mata

Kehidupan di kepaniteraan klinik merupakan fase paling dinamis dari kehidupan. Bagaimana tidak, setiap stase memiliki ciri khasnya masing-masing. 3 stase saya lalui -Radiologi, Jiwa, dan Penyakit dalam- membuat saya memiliki 3 gaya hidup yang berbeda. Saat ini saya berada di salah satu stase terberat selama koas,ilmu penyakit dalam (PDL). Tapi tenang, berat atau tidak itu relatif. Kalau kita menjalaninya dengan ikhlas dan benar-benar mencari ilmu, saya rasa semua sama saja.

telah 5 minggu saya lalui di PDL, bagi saya cukup berat. *jujur*. tapi juga cukup menyenangkan . *jujur lagi*. Banyak kejadian yang terjadi selama koas, dan saya yakin Konsulen yang hebatpun pas koasnya pasti memiliki pengalaman yang mirip-mirip, entah itu pengalaman yang menakutkan, menyenangkan, lucu, konyol, sedih, capek, dll. Nano nano bangetlah pokoknya. Walaupun demikian, selalu ada hikmah dari setiap pengalaman.

salah satu pengalaman bagi saya yang buat sedih ketika jaga bangsal untuk perempuan.  Saya punya tugas untuk memantau tanda-tanda vital beberapa orang pasien. Keliling-keliling bangsal, walaupun telah larut malam tetap seru asalkan kita bisa membawa diri dan membuat suasana suram menjadi ceria. Disinilah saya belajar "komunikasi" ke pasien dan keluarga. Alhasil, ketika saya masuk bangsal mereka, pasien dan keluarga malah menyambut. Capek pun tak begitu terasa.

Malam itu ada 4 kamar yang saya jaga intens. Tibalah ke kamar terakhir. Di kamar ini, awalnya saya cukup bingung kenapa pasien yang terlihat sehat ini perlu dipantau intens. Ternyata dia hipotensi makanya selalu dipantau. Saya coba cek deh, ternyata tekanan darahnya memang 90/50 mmHg. Anaknya terlihat lemas. Mungkin umurnya seumur dengan adik saya yang perempuan. Seperti biasa, mulut saya ini bosen kalau diam, jadi saya ajakin ngobrol anaknya.

Kemudian saya tau namanya AW, umurnya 15 tahun, saya tanya kelas berapa?? dengan nada lirih di jawab. Sejak sakit sudah ga sekolah lagi. *sepertinya saya salah bertanya*. Spontan saya jawab, iyalah dek,,, libur dulu lah ya sekolahnya yang penting sekarang AW sembuh dulu, sehat. Nanti baru lanjut sekolah lagi ya. Dia mengangguk pelan. Saya tanya lagi, dulu apa yang dirasakan sebelum dibilang sakit? dulu emang biasa sakit di pinggang. Nyeri, sakit semua. Ga taunya sampai sakit kaya sekarang. Kelas 2 berhenti sekolah gara-gara sakit ini. 

saya ga bisa menceritakan detail dan menyematkan suasana sedih pada tulisan ini, saya cuma inget adik saya yang cewe. Perasaan saya jika saya yang berada di posisi itu. Perasaan orang tua saya. dll. Sedih. Anak yang masih sangat muda, masih banyak hal menunggu diluar sana harus putus sekolah dan  tidak bisa jauh dari rumah karena sakit. kasihan banget adek ini. Nyesek aja ngebayanginnya. Sampai setetes air mata kanan keluar tanpa terasa. untung cuma setetes.hahahha. ^^. padahal selama 5 minggu sebelumnya, banyak kejadian sedih lainnya bahkan sampai kehilangan orang yang disayang. Saya tak meneteskan air mata, Baru ini air mata keluar, di penghujung minggu ke 5. 

Mungkin ini yang dimaksud perasaan yang dapat dirabarasakan. Semoga Adek AW cepat sembuh. Sekarang, saya lagi di muara enim untuk tugas daerah. :)
tetap semangat !!



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code