Bismillah
Sholawat dan salam pada nabi besar Muhammad sholallahu’alaihiwassalam
Semoga Allah merahmati diriku dan kalian
‘Sesungguhnya amal-amal itu (harus) dengan niat dan sesungguhnya setiap (amal) seseorang itu tergantung niatnya. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya diniatkan untuk (kepentingan harta) dunia yang hendak dicapainya atau karena seorang wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai hijrahnya sesuai dengan tujuan niat ia berhijrah.” (HSR. Bukhari dan Muslim dalam kedua kitab Shahihnya).
Wahai saudara-saudaraku sekalian, aku berharap dan berdoa semoga kebaikan dunia dan akhirat selalui menyertai kita semua. Sungguh aku benar-benar telah melewati masa-masa yang memaksa diriku untuk berfikir mengenai tujuan dari kehidupan dan kematian yang akan mendatangiku, alasan dari keberadaan diriku dan segala hal yang menyertaiku. Hingga aku benar-benar berharap bisa menyelami makna dan keindahan firman Allah (semoga Allah senantiasa memberi dan menambah taufiknya pada hatiku)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (mentauhidkan) kepada-Ku” (adz dzaariyaat : 56)
Inilah yang seharusnya menjadi suatu kaedah yang melekat dengan kuat didasar hati kita yang tidak akan tercabut meskipun ruh kita harus terlepas karenanya, yang tidak diutamakan hal-hal lain atasnya, dan mengecilkan semua perkara yang tidak berkaitan dengannya.Sungguh keikhlasan dan kejujuran kita terhadap Allah yang akan membedakan tingkatan keagungan perkara ini didalam hati kita, serta komitmen terhadap-Nya lah yang akan melahirkan kekuatan dan keberanian untuk berkorban harta dan jiwa demi mengharapkan wajah-Nya.
Wahai saudara-saudara yang aku berharap Allah menanamkan rasa kecintaan ku terhadap kalian hanya diatas keimanan kepada-Nya, bersyukurlah kita atas apa yang telah Allah berikan kepada kita, demi Allah, jika Allah menuntut pembalasan atas apa yang di anugrahkan-Nya kepada kita niscaya tidak akan terbayar meskipun kita hidup hanya untuk berusaha mengganti apa-apa yang telah di takdirkan oleh-nya untuk berada di bawah kepemilikan dan penguasaan kita. Tidak adak yang Dia tuntut dari kita selain dari pemurnian dan ketulusan kita dalam beribadah kepada-nya.
Telah kita ketahui bersama bahwasanya kita akan hidup dan mati didunia ini, hanya saja yang menjadi pertanyaan adalah kehidupan seperti apa yang akan kita jalani. Dengan kebaikan atau keburukan semuanya adalah pilihan yang akan menyertai sisa-sisa umur kita. Barang siapa yang dipenuhi oleh cita-cita, tujuan dan harapan yang baik maka pujilah Allah, dan semoga Allah menyampaikannya pada wujud amalan atau minimal telah menerima seluruh niat baik tersebut jika kehendak-nya berbeda dari rencana kita
Tidak ada yang mendorong diriku untuk menulis surat ini melainkan keinginanku untuk mendapatkan kebaikan dan membagi kebaikan tersebut kepada kalian. Demi Allah, aku telah lama berfikir dan berencana dimasa mendatang untuk membangun rumah Allah (masjid), yang akan ditegakkan didalamnya sholat fardhu berjama’ah, tempat mendidik generasi-generasi muda agar paham dan mengerti perkara Islam yang menjadi pedoman di dunia yang hanya menjadi ujian bagi anak keturunan Adam ‘alaihissalam, dan menjadi pembendaharaan amal sholeh yang akan menyelamatkan diriku dari adzab yang demi Allah telah tercipta dan telah ditetapkan menjadi tempat kembali bagi hamba-hamba yang memilih menjalani kehidupan dengan pembangkangan dan kelalaian.
“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”
Tidaklah niat ini akan terlaksana melainkan dengan keikhlasan, keteguhan, dan perencanaan yang harus dipersiapkan dengan matang. Dengan alasan inilah aku mengirimi surat ini kepada kalian dengan harapan kalian bisa memberikan komitmen kalian, baik berupa harta, tenaga, ataupun pikiran ketika telah tiba waktunya untuk membantu terwujudnya cita-cita yang sepantasnya dimiliki oleh orang-orang yang masih memiliki kecintaan terhadap dakwah Islam.
” Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati “. (Al Baqarah : 274 )
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Muttafaq ’alaih.
” Sesunggunhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah)” (Shahih At-targhib)
“Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu: “Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Wahai saudara-saudaraku, aku berharap bisa menanamkan keinginan ku ini kedalam hati-hati kalian semua, sehingga nantinya kita bisa bersama-sama melaksanakannya, dan jikalau aku gagal, maka kalian yang menjadi saksi di hadapan Allah bahwa aku ingin menyelamatkan diri dari adzabnya dengan membangun rumahnya di bumi kehidupan, bahkan jikalau kematian datang mendahului cita-cita ku aku berharap ada diantara kalian yang ingin meneruskan harapanku ini. dan juga menjadi tujuanku untuk mengajak agar kita semua kembali mengingat keutamana-keutaman mengeluarkan harta dijalan Allah yang sebenarnya telah kita pelajari semenjak kita kecil.
Kesempatan untuk berniat baik dan mewujudakannya menjadi amalan hanya diberikan sebelum ruh mencapai kerongkongan kita, setelah itu tidak akan di terima meskipun kita menginfaqkan emas yang meliputi langit dan bumi. Sehingga sebiji kurma yang kita infaq kan dengan ikhlas di kehidupan dunia akan lebih berharga dibandingkan seluruh kekayaan dunia yang bisa kita tawarkan dipengadilan akherat.
Semoga Allah mengampuni, memperbaiki, dan mengganti kesalahan-kesalahan yang ku perbuat dari tindakan ku ini dengan kebaikan, ku akhiri surat ini dengan memuji Allah
Walhamdulillahirrabil’alamin
surat ini di tulis oleh sahabat saya.
Sholawat dan salam pada nabi besar Muhammad sholallahu’alaihiwassalam
Semoga Allah merahmati diriku dan kalian
‘Sesungguhnya amal-amal itu (harus) dengan niat dan sesungguhnya setiap (amal) seseorang itu tergantung niatnya. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya diniatkan untuk (kepentingan harta) dunia yang hendak dicapainya atau karena seorang wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai hijrahnya sesuai dengan tujuan niat ia berhijrah.” (HSR. Bukhari dan Muslim dalam kedua kitab Shahihnya).
Wahai saudara-saudaraku sekalian, aku berharap dan berdoa semoga kebaikan dunia dan akhirat selalui menyertai kita semua. Sungguh aku benar-benar telah melewati masa-masa yang memaksa diriku untuk berfikir mengenai tujuan dari kehidupan dan kematian yang akan mendatangiku, alasan dari keberadaan diriku dan segala hal yang menyertaiku. Hingga aku benar-benar berharap bisa menyelami makna dan keindahan firman Allah (semoga Allah senantiasa memberi dan menambah taufiknya pada hatiku)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (mentauhidkan) kepada-Ku” (adz dzaariyaat : 56)
Inilah yang seharusnya menjadi suatu kaedah yang melekat dengan kuat didasar hati kita yang tidak akan tercabut meskipun ruh kita harus terlepas karenanya, yang tidak diutamakan hal-hal lain atasnya, dan mengecilkan semua perkara yang tidak berkaitan dengannya.Sungguh keikhlasan dan kejujuran kita terhadap Allah yang akan membedakan tingkatan keagungan perkara ini didalam hati kita, serta komitmen terhadap-Nya lah yang akan melahirkan kekuatan dan keberanian untuk berkorban harta dan jiwa demi mengharapkan wajah-Nya.
Wahai saudara-saudara yang aku berharap Allah menanamkan rasa kecintaan ku terhadap kalian hanya diatas keimanan kepada-Nya, bersyukurlah kita atas apa yang telah Allah berikan kepada kita, demi Allah, jika Allah menuntut pembalasan atas apa yang di anugrahkan-Nya kepada kita niscaya tidak akan terbayar meskipun kita hidup hanya untuk berusaha mengganti apa-apa yang telah di takdirkan oleh-nya untuk berada di bawah kepemilikan dan penguasaan kita. Tidak adak yang Dia tuntut dari kita selain dari pemurnian dan ketulusan kita dalam beribadah kepada-nya.
Telah kita ketahui bersama bahwasanya kita akan hidup dan mati didunia ini, hanya saja yang menjadi pertanyaan adalah kehidupan seperti apa yang akan kita jalani. Dengan kebaikan atau keburukan semuanya adalah pilihan yang akan menyertai sisa-sisa umur kita. Barang siapa yang dipenuhi oleh cita-cita, tujuan dan harapan yang baik maka pujilah Allah, dan semoga Allah menyampaikannya pada wujud amalan atau minimal telah menerima seluruh niat baik tersebut jika kehendak-nya berbeda dari rencana kita
Tidak ada yang mendorong diriku untuk menulis surat ini melainkan keinginanku untuk mendapatkan kebaikan dan membagi kebaikan tersebut kepada kalian. Demi Allah, aku telah lama berfikir dan berencana dimasa mendatang untuk membangun rumah Allah (masjid), yang akan ditegakkan didalamnya sholat fardhu berjama’ah, tempat mendidik generasi-generasi muda agar paham dan mengerti perkara Islam yang menjadi pedoman di dunia yang hanya menjadi ujian bagi anak keturunan Adam ‘alaihissalam, dan menjadi pembendaharaan amal sholeh yang akan menyelamatkan diriku dari adzab yang demi Allah telah tercipta dan telah ditetapkan menjadi tempat kembali bagi hamba-hamba yang memilih menjalani kehidupan dengan pembangkangan dan kelalaian.
“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”
Tidaklah niat ini akan terlaksana melainkan dengan keikhlasan, keteguhan, dan perencanaan yang harus dipersiapkan dengan matang. Dengan alasan inilah aku mengirimi surat ini kepada kalian dengan harapan kalian bisa memberikan komitmen kalian, baik berupa harta, tenaga, ataupun pikiran ketika telah tiba waktunya untuk membantu terwujudnya cita-cita yang sepantasnya dimiliki oleh orang-orang yang masih memiliki kecintaan terhadap dakwah Islam.
” Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati “. (Al Baqarah : 274 )
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Muttafaq ’alaih.
” Sesunggunhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah)” (Shahih At-targhib)
“Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu: “Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Wahai saudara-saudaraku, aku berharap bisa menanamkan keinginan ku ini kedalam hati-hati kalian semua, sehingga nantinya kita bisa bersama-sama melaksanakannya, dan jikalau aku gagal, maka kalian yang menjadi saksi di hadapan Allah bahwa aku ingin menyelamatkan diri dari adzabnya dengan membangun rumahnya di bumi kehidupan, bahkan jikalau kematian datang mendahului cita-cita ku aku berharap ada diantara kalian yang ingin meneruskan harapanku ini. dan juga menjadi tujuanku untuk mengajak agar kita semua kembali mengingat keutamana-keutaman mengeluarkan harta dijalan Allah yang sebenarnya telah kita pelajari semenjak kita kecil.
Kesempatan untuk berniat baik dan mewujudakannya menjadi amalan hanya diberikan sebelum ruh mencapai kerongkongan kita, setelah itu tidak akan di terima meskipun kita menginfaqkan emas yang meliputi langit dan bumi. Sehingga sebiji kurma yang kita infaq kan dengan ikhlas di kehidupan dunia akan lebih berharga dibandingkan seluruh kekayaan dunia yang bisa kita tawarkan dipengadilan akherat.
Semoga Allah mengampuni, memperbaiki, dan mengganti kesalahan-kesalahan yang ku perbuat dari tindakan ku ini dengan kebaikan, ku akhiri surat ini dengan memuji Allah
Walhamdulillahirrabil’alamin
surat ini di tulis oleh sahabat saya.
0 komentar:
Posting Komentar