Sabtu, 31 Maret 2012

Modul Pribadi Koass Penyakit Dalam #HIPERTENSI

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang mengonsumsi obat antihipertensi. Berikut klasifikasi hipertensi yang di anut di Indonesia:



Klasifikasi di atas berdasarkan pengukuran tekanan darah selama 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 80% lengan atas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat selama 5 menit. Pengukuran pertama harus pada dua sisi lengan untuk menghindari kelainan pembuluh darah perifer. Pada kondisi tertenu, pengukuran tekanan darah pada waktu berdiri di Indikasikan pada pasien dengan resiko hipotensi postural (lanjut usia, pasien DM, dll).

Adapun hal lain yang perlu diperhatikan dalam penegakan diagnosis:
A. Faktor resiko kardiovaskular:
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Obesitas
4. Inaktivitas fisik
5. Dislipidemia
6. DM
7. Mikroalbuminuria/ GFR <60 ml/ menit.
8. Usia (laki-laki >55 th, perempuan >65 th)
9. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini (laki-laki <55 th atau perempuan <65 th)

B. Kerusakan organ sasaran
1. Jantung : Hipertrofi ventrikel kiri, angina, atau riwayat infark miokard, riwayat revaskularisasi koroner, dan gagal jantung.
2. Otak : Stroke atau transient ischemic attack (TIA).
3. Penyakit Ginjal Kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

C. Penyebab hipertensi yang telah diidentifikasi: Sleep apnea, akibat obat/ yang berkaitan dengan obat, penyakit ginjal kronis, aldosteronisme primer, penyakit renovaskular, terapi steroid kronik, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, dan penyakit tiroid atau paratiroid.

 Penatalaksanaan hipertensi:

Petunjuk pemilihan obat pada compelling Indication
Pada penggunaan ACE Inhibitor, evaluasi kreatinin dan kalium serum , bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau timbul hiperkalemia maka terapi harus dihentikan.

Kondisi khusus lain:
1. Obesitas dan sibroma metabolik (terdapat 3 atau lebih keadaan berikut: a. Lingkar pinggang laki-laki >102 cm dan perempuan >89 cm. b. Toleransi glukosa terganggu dengan GDP > 110 mg/dl, c. Tekanan darah minimal 130/85 mmHg, d. trigliserida tinggi > 150 mg/dl, e. Kolesterol HDL rendah, <40 mg/dl pada laki-laki atau <50 mg/dl pada perempuan) ---> modifikasi gaya hidup yang intensif dengan pilihan terapi utama golongan ACE inhibitor, pilian lain adalah penghambat kalsium, alfa blocker, dan penghambat reseptor all.
2. Hipertrofi ventrikel kiri ---> tatalaksana tekanan darah yang agresif termasuk penurunan BB, restriksi asupan natrium, dan terapi semua kelas hipertensi kecuali vasodilator langsung, hidralazin, dan minoksidil.
3. Penyakit arteri perifer---> semua kelas antihipertensi, tatalaksana faktor resiko lain, dan pemberian aspirin.
4.Lanjut usia, termasuk penderita penyakit hipertensi sistolik terisolasi ---> diuretika (tiazid) sebagai lini pertama, dimulai dengan dosis rendah 12,5 mg/hari. Penggunaan obat antihipertensi lain dengan mempertimbangkan penyakit penyerta.
5. Kehamilan ---> pilihan terapi adalah metildopa, beta blocker, antagonis kalsium, dan vasodilator. ACE inhibitor dan antagonis receptor all tidak boleh diberikan selama kehamilan.

Komplikasi:
Hipertrofi ventrikel kiri, proteinuria dan gangguan fungsi ginjal, aterosklerosis pembuluh darah, retinopati, stroke, atau TIA, infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
(dapat dikatakan hipertensi ini adalah "the silent killer", membunuh secara diam-diam, ketika telah muncul gejala biasanya penyakit sudah parah dan tidak dapat kembali lagi... karena itu, jangan anggap hipertensi/darah tinggi ini penyakit sepele)


Selain terapi farmakologis, terdapat pula tindakan nonfarmakologis yang tak kalah pentingnya dalam mengatasi hipertensi:
A. Penderita Mengenal pola makanan yang harus dikurangi.
DAFTAR BAHAN PANGAN :
1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun.
2. Sayuran:
o Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya
o Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan sebagainya
o Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga.
4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.
5. Unggas, ikan, putih telur.
6. Daging merah, kuning telur.
7. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.
8. Gula, garam.

B. Beberapa aktivitas yang penting dilakukan antara lain:
- Waktu istirahat / tidur yang cukup
- Hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang dengan tugas dan kewajiban
- olahraga teratur, dianjurkan 2 – 3 kali seminggu sekurangnya 30 menit setiap kali olahraga
- menghindari konsumsi rokok, alkohol,
- Hindari stress

C. pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan). [3]

D. MENGATUR MENU MAKANAN
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. [3]

E. Mengetahui Jenis-Jenis Obat Antihipertensi



Referensi:

1. http://dokter-medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html
2. Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia, PERKI Pusat dan Yayasan Jantung
Indonesia; Jakarta, 2002
3. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./DIET%20BAGI%20PENDERITA%20HIPERTENSI.pdf
4.SEHAT BERSAMA HIPERTENSI- SEHAT BERSAMA ASKES. e-pamflet: PROMOSI KESEHATAN PT ASKES (PERSERO).
5. Rani A, Soegondo S, dan Nasir AU. Standar Pelayanan medik Ilmu Penyakit Dalam- PAPDI. 2004. Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code