Sabtu, 31 Maret 2012

Modul Pribadi Koass Penyakit Dalam #HIPERTENSI

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang mengonsumsi obat antihipertensi. Berikut klasifikasi hipertensi yang di anut di Indonesia:



Klasifikasi di atas berdasarkan pengukuran tekanan darah selama 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 80% lengan atas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat selama 5 menit. Pengukuran pertama harus pada dua sisi lengan untuk menghindari kelainan pembuluh darah perifer. Pada kondisi tertenu, pengukuran tekanan darah pada waktu berdiri di Indikasikan pada pasien dengan resiko hipotensi postural (lanjut usia, pasien DM, dll).

Adapun hal lain yang perlu diperhatikan dalam penegakan diagnosis:
A. Faktor resiko kardiovaskular:
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Obesitas
4. Inaktivitas fisik
5. Dislipidemia
6. DM
7. Mikroalbuminuria/ GFR <60 ml/ menit.
8. Usia (laki-laki >55 th, perempuan >65 th)
9. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini (laki-laki <55 th atau perempuan <65 th)

B. Kerusakan organ sasaran
1. Jantung : Hipertrofi ventrikel kiri, angina, atau riwayat infark miokard, riwayat revaskularisasi koroner, dan gagal jantung.
2. Otak : Stroke atau transient ischemic attack (TIA).
3. Penyakit Ginjal Kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

C. Penyebab hipertensi yang telah diidentifikasi: Sleep apnea, akibat obat/ yang berkaitan dengan obat, penyakit ginjal kronis, aldosteronisme primer, penyakit renovaskular, terapi steroid kronik, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, dan penyakit tiroid atau paratiroid.

 Penatalaksanaan hipertensi:

Petunjuk pemilihan obat pada compelling Indication
Pada penggunaan ACE Inhibitor, evaluasi kreatinin dan kalium serum , bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau timbul hiperkalemia maka terapi harus dihentikan.

Kondisi khusus lain:
1. Obesitas dan sibroma metabolik (terdapat 3 atau lebih keadaan berikut: a. Lingkar pinggang laki-laki >102 cm dan perempuan >89 cm. b. Toleransi glukosa terganggu dengan GDP > 110 mg/dl, c. Tekanan darah minimal 130/85 mmHg, d. trigliserida tinggi > 150 mg/dl, e. Kolesterol HDL rendah, <40 mg/dl pada laki-laki atau <50 mg/dl pada perempuan) ---> modifikasi gaya hidup yang intensif dengan pilihan terapi utama golongan ACE inhibitor, pilian lain adalah penghambat kalsium, alfa blocker, dan penghambat reseptor all.
2. Hipertrofi ventrikel kiri ---> tatalaksana tekanan darah yang agresif termasuk penurunan BB, restriksi asupan natrium, dan terapi semua kelas hipertensi kecuali vasodilator langsung, hidralazin, dan minoksidil.
3. Penyakit arteri perifer---> semua kelas antihipertensi, tatalaksana faktor resiko lain, dan pemberian aspirin.
4.Lanjut usia, termasuk penderita penyakit hipertensi sistolik terisolasi ---> diuretika (tiazid) sebagai lini pertama, dimulai dengan dosis rendah 12,5 mg/hari. Penggunaan obat antihipertensi lain dengan mempertimbangkan penyakit penyerta.
5. Kehamilan ---> pilihan terapi adalah metildopa, beta blocker, antagonis kalsium, dan vasodilator. ACE inhibitor dan antagonis receptor all tidak boleh diberikan selama kehamilan.

Komplikasi:
Hipertrofi ventrikel kiri, proteinuria dan gangguan fungsi ginjal, aterosklerosis pembuluh darah, retinopati, stroke, atau TIA, infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
(dapat dikatakan hipertensi ini adalah "the silent killer", membunuh secara diam-diam, ketika telah muncul gejala biasanya penyakit sudah parah dan tidak dapat kembali lagi... karena itu, jangan anggap hipertensi/darah tinggi ini penyakit sepele)


Selain terapi farmakologis, terdapat pula tindakan nonfarmakologis yang tak kalah pentingnya dalam mengatasi hipertensi:
A. Penderita Mengenal pola makanan yang harus dikurangi.
DAFTAR BAHAN PANGAN :
1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun.
2. Sayuran:
o Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya
o Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan sebagainya
o Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga.
4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.
5. Unggas, ikan, putih telur.
6. Daging merah, kuning telur.
7. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.
8. Gula, garam.

B. Beberapa aktivitas yang penting dilakukan antara lain:
- Waktu istirahat / tidur yang cukup
- Hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang dengan tugas dan kewajiban
- olahraga teratur, dianjurkan 2 – 3 kali seminggu sekurangnya 30 menit setiap kali olahraga
- menghindari konsumsi rokok, alkohol,
- Hindari stress

C. pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan). [3]

D. MENGATUR MENU MAKANAN
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. [3]

E. Mengetahui Jenis-Jenis Obat Antihipertensi



Referensi:

1. http://dokter-medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html
2. Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia, PERKI Pusat dan Yayasan Jantung
Indonesia; Jakarta, 2002
3. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./DIET%20BAGI%20PENDERITA%20HIPERTENSI.pdf
4.SEHAT BERSAMA HIPERTENSI- SEHAT BERSAMA ASKES. e-pamflet: PROMOSI KESEHATAN PT ASKES (PERSERO).
5. Rani A, Soegondo S, dan Nasir AU. Standar Pelayanan medik Ilmu Penyakit Dalam- PAPDI. 2004. Jakarta

Senin, 26 Maret 2012

Dokumentasi Hasil Keringat


15th Bandung Scientific Meeting of Indonesian Society of Allergy Immunology

 Diagnosis and Management Of Allergic, Immunologic, and Related Systemic Disease ”

 (beberapa dokumentasi hasil keringat dalam publikasi ilmiah....)
Saya dan Poster... cukup mesra bukan? hahhaa

Buku Naskah Publikasi

 Paper saya di daftar isi....

 Halaman 331 dari buku Naskah

Lumayan... symposium dapat ilmu-ilmu baru dan sertifikat 8 SKP IDI. Sayangnya saya belom dokter... hahaha

 Dapat semangat, selamat, motivasi, hadiah, dan sertifikat best poster

 Sebagian hasil mulung... hahaha. bukan dink... hasil keliling ke stand farmasi. Dapat notes banyak... pena/penlight belasan... dapat tas punggung,... boneka,... makan gratis,... tas jinjing... tas laptop dan tas seperti foto di atas malah dapat 2 buah karena masuk 100 re-registrasi pertama. 

Banyak lah yang bisa di bawa pulang... :) 

TARGET SELANJUTNYA
(ada Deh...... hahahhaa)

Minggu, 25 Maret 2012

Modul pribadi KOASS Radiologi #3

USG...

Malam ini kita hanya sedikit membahas USG...
Jujur saja, saya cukup menghabiskan waktu untuk memahami USG ini... di mulai dari cara kita melihat hasil USG. Posisinya bagaimana, mana yang di atas, dan mana yang di bawah. Bagaimana sudut kita melihat. Pokoknya semua sulit ketika pertama kali saya melihat USG. (ini juga karena saya 2 hari izin bimbingan disebabkan berangkat ke bandung). namanya perjuangan, harus ada yang dikorbankan.

oke.. hal paling mendasar ketika membaca foto hasil USG adalah mengetahui bagaimana dasar posisi foto.
1. Misal, USG abdomen, maka bagian paling atas foto adalah dinding abdomen.
2. Apabila kita berhadapan dengan foto, posisi foto yang berhadapan dengan Sebelah kiri kita adalah posisi kanan pasien.
3. Maka, gambaran keseluruhan foto USG adalah gambaran yang terlihat bila kita membayangkan potongan axial pasien dengan sudut pandang dari bawah (analoginya, pasien terlentang... dan kita melihat telapak kaki pasien-sama kan dengan CT Scan).
4. Apabila menemukan sesuatu yang saling menutupi, jangan malu untuk membuka atlas anatomi, karena radiologi sangat berkaitan dengan anatomi. Banyak hal yang terlihat aneh, tetapi ketika kita memahami posisi anatomi secara 3 dimensi, maka hal tersebut menjadi normal adanya.

berikut 2 contoh yang cukup sering di USG:
1. USG Hepar
2. USG Jantung:



3. USGTUG

(ukuran batu dapat langsung dihitung, pada kasus diatas ukurannya 8,61 cm x 3,24 cm x 1,03)
Disamping itu, lihat ukuran ginjal,, pada CKD stage 3 keatas terjadi atrofi ginjal. Sehingga ukuran ginjal mengencil...Dapat pula terjadi hidronefrosis pada ginjal karena batu. Ukuran ginjal normal 11-13 cm. Umumnya, 10 cm pada orang Indonesia masih di anggap normal.

Perhatikan VU dan Prostat. Prostat terjadi perbesaran. Besarnya dapat kita ukur dan beratnya 46,9 gram. Berat normalnya sebesar 20 gram. Perbesaran prostat ini cenderung BPH (benign prostate hypertrophy)

Hal yang perlu di cantumkan pada interpretasi:
1. Ginjal Kiri, 2. Ginjal Kanan, 3. Vesica Urinaria, dan 4. Prostat.

(Nanti dilengkapi lagi-Bersambung)

Modul pribadi KOASS Radiologi #2

Kali ini kita akan membahas mengenai CT- Scan Kepala...

Indonesia mirip dengan jepang... Sama-sama negara dengan kasus trauma yang cukup tinggi. (kalau ndak salah). Walaupun demikian, penyebab trauma antara kedua negara berbeda. Di Jepang, trauma utamanya disebabkan oleh cidera olahraga, sedangkan di Indonesia trauma kerap disebabkan kecelakaan lalu lintas. Salah satu yang tersering adalah cedera kepala.

Sebagai langkah awal, mari kita recall memori tentang anatomi kepala agar mudah nantinya mengingat gambaran radiologi yang ada.
(karena malas nulis, saya foto aja yah)

OK . . . tadi sudah kita bahas sedikit mengenai aliran cairan serebrospinal. Masih inget ga anatominya bagaimana?? mari kita ingat-ingat lagi...

Sebagai perkenalan, gambaran anatomi diatas sangat membantu kita untuk memahami gambaran radiologis hasil CT Scan kepala. Akan tetapi, tetap saja apa yang kita lihat di gambar berbeda dengan hasil CT-Scan. Hal lain yang harus diketahui juga, ketika kita menyampaikan hasil expertise/ pembacaan CT Scan, akan muncul nyanyian CT Scan... misal, ada lesi/ tidak, ventrikel -posisinya, menyempit atai tidak, dll-. Sedikit sharing, saya awalnya agak bingung juga pas pertama kali liat foto CT Scan,,, hahahhaa..... supaya kalian yang baca juga ga bingung..... saya kasih contoh deh nyanyiannya:

Nyanyian ini merupakan hasil pembacaan dari foto dibawah:

Gimana, makin bingung kan??? hahahahha
Mana yang ventrikel lateral, mana yang pons, mana yang ventrikel 4, hahha... 
maka dari itu, coba perhatikan lagi foto di atas. Tapi bandingkan dengan foto-foto berikut, karena foto-foto ini ada keterangan gambarnya... jadi melatih teman-teman untuk memahami. Ingat ya,... di hadapan kita, sebalah kiri foto adalah sebelah kanan pasien. dan sebelah kanan adalah sebelah kiri. Aturan ini sudah internasional...!!


 


Masih banyak lagi hal-hal baru dan asing ketika teman-teman masuk stase radiologi... saya cuma bisa menyampaikan hal yang bersifat superfisial saja... selama teman-teman antusias untuk belajar, pasti akan bisa dengan sendirinya...

Kita coba liat beberapa kasus yang cukup sering ditemui yok... yaitu cidera kepala, baik perdarahan epidural hingga intracranial hemorrhage...
Sebelumnya, ingat2 lagi anatomi yang diatas ya.. konsep :

 (pengetahuan tentang meningens, SCALP, dan latihan baca foto sangat membantu karena gambaran masing-masing perdarahan akan terlihat berbeda dan ini dipengaruhi struktur anatominya)


 Epidural Hematom
(ingat bahwa dura itu kuat, sehingga.. bila ada perdarahan akan terbentuk batas yang tegas)

Subdural Hematom

(gambar pertama merupakan perdarahan akut subdural, sedangkan kedua kronis, coba bayangkan anatominya.maka akan lebih mudah mengingatnya...cirinya adlh bentuk bulan sabit, walaupun tidak selalu)

Subarakhnoid Hemorrhage

 (di sebelah kanan merupakan epidural hematom, dan sebelah kiri merupakan subarakhnoid hematom, sekali lagi bayangkan anatominya)


BAGAIMANA??
masih bingung kah?? kalo masih... ya wajar kok... 
terus aja baca-baca teori dan latihan baca foto.
saya juga masih belajar.... ^^

Sebelum kita akhiri... Ayo sekali lagi ingat interpretasi foto di bawah ini: (sudah ada jawabannya tuh)


 THE END
#semoga bermanfaat



Rabu, 21 Maret 2012

KETAKUTAN yang BERUJUNG BERKAH (Bukti Nyata Rencana Allah Selalu Indah)

Semua bermula dari skripsi. Sebagai mahasiswa kedokteran tingkat akhir, skripsi adalah sesosok benda asing yang ditakuti tapi hampir pasti masuk kehidupan kami. Sangat menakutkan lah bagi kami yang belum berkenalan dengannya. Apalagi pengerjaan skripsi di fakultas kami tidak diberikan waktu khusus yang cukup panjang seperti pengerjaan skripsi di fakultas lain. Sembari kuliah hingga jam 5 sore, skripsi dan pengumpulan data harus tetap berjalan…bayangkan!! Akhirnya, saat yang tidak ditunggu-tunggu datang juga, kami diwajibkan mengusulkan judul penelitian yang akan menjadi skripsi kami nantinya.
Pada awalnya, penelitian yang saya ambil mengenai ekstrak suatu tanaman/ buah untuk diteliti manfaat farmakologinya. Seiring berjalannya waktu, tak sengaja saya diajak untuk mengikuti penelitian dosen, seorang dosen yang sangat senang mendorong mahasiswanya meneliti dan berkarya, DR. Mgs. Irsan Saleh, dr, M.Biomed. Tawaran beliau cukup menantang, akhirnya arah kapal benih-benih skripsi saya ubah dari yang awalnya ekstraksi menjadi penelitian biomolekuler dengan menggunakan teknik PCR (polymerase chain reaction). Dengan ketetapan hati, saya mengajukan judul penelitian "Identifikasi Polimorfisme Promoter -308 G/A Gen Tumor Necrosis Factor Alpha pada Penderita Sepsis di RS Mohammad Hoesin Palembang" kepada pihak dekanat melalui akademik/MEU.

tips untuk adek tingkat, sering-sering buat karya tulis dan dekat dengan dosen, ntar dapat enaknya walaupun kadang ada juga ga enaknya.. ya namanya hidup.. kalau saya sih, alhamdulillah dapat enak terus ^^. Dosennya baik-baik sih.

Setelah beberapa minggu berlalu, akhirnya keluarlah nama-nama dosen pembimbing yang akan menjadi pandamping serta konsultan bagi kami. Pembimbing 1 saya adalah DR. Mgs. Irsan Saleh, dr, M.Biomed, dan pembimbing 2 adalah Ibu Sri Nita, S.Si, M.Si. Wah.... beliau berdua adalah pembimbing yang sangat baik, tidak merepotkan mahasiswa, tidak menjerumuskan mahasiswa, tidak membuat saya stres, bahkan beliau selalu memotivasi saya untuk tetap tampil maksimal. Semua berjalan baik. Terima kasih dari lubuk hati saya atas bimbingannya dokter Irsan dan Ibu Sri nita. :)

Nah..ketakutan muncul ketika saya mengajukan usulan sidang proposal... ceritanya, untuk penyakit sepsis ini ada 3 orang mahasiswa yang meneliti polimorfisme, tetapi dengan gen yang berbeda. Ketiga mahasiswa itu adalah saya, Syarifah Nurlaila, dan Zyska Novya Putri. Ketika mengajukan sidang proposal penelitian skripsi, akan di nilai kelayakan dari penelitian yang akan kita lakukan. Penilai atau penguji terdiri dari 2 orang pembimbing dan 1 orang penguji. And then.... Syarifah dan Zyska mendapatkan penguji dr. Harun Hudari, SpPD dan saya mendapatkan penguji Prof. dr. Eddy Mart Salim, SpPD-KAI. waaahhhhhh.. =___=

Hal pertama yang bisa saya lakukan adalah bertanya. KENAPA?? KENAPA?? KENAPA hanya saya yang berbeda pengujinya... dan sepsis sangat erat dengan imunologi... dan saya mendapat penguji seseorang yang paling ahli di bidang tersebut untuk wilayah sumatera selatan ini, saya rasa sesumbagsel. Lalu, daripada saya membuang banyak waktu untuk bertanya, saya memutuskan untuk CEMAS. (tanpa diputuskan juga emang udah cemas). Jujur.. saya takut, cemas, ngeri, dan sangat pusing. Untuk menghubungi beliau saja saya segan, karena saya pikir beliau pasti sangat sibuk. 

tips untuk kalian yang mau menghubungi dosen, terutama dosen klinik adalah rajin dan tidak malu untuk bertanya pada kakak tingkat. karena segan, saya tanya sama seorang senior. Karena kk2 senior kan sudah kenal lebih lama dari kita.. saya nanya bagaimana sebaiknya cara saya menghubungi penguji saya...dijelasi deh, dari waktu menghubungi hingga susunan kata. :) aamaaaan,,,,,,

Setelah menetapkan hati dan mental, saya menghubungi penguju 3 saya, Prof. Eddy Mart Salim, dalam hati saya.. yang saya pikirkan hanya satu. "yang namanya sekolah ya wajar salah... namanya juga $sekolah-selalu konyol dan salah-, la konyol salah pula... toh, dengan sidang yang dihadiri oleh pakar imunologi, insya'Allah akan menambah perbaikan bagi skripsi saya." Tuuuuuuuuutt.... Tuuuuuuuuuuutt.... Tuuuuuuuttttt.... telf akhirnya di angkat, tetapi yang mengangkat adalah istrinya Prof, karena Prof sedang istirahat. disuruh nelf 1 jam lagi deh. Padahal udah berdebar-debar cemas ini..dan harus diperpanjang 1 jam lagi kondisi seperti ini. hahahhaha..... tertawa sedih. Sejam kemudian saya menelf lagi dan langsung diangkat oleh prof. Dengan rangkaian kata yang telah dilatih akhirnya saya sampaikan bahwa beliau menjadi penguji.... dan alhamdulillah beliau bersedia dan meminta saya mengantarkan SK Penguji dan proposal skripsi saya ke meja beliau hari senin. 

dan kalian tahu?? saat itu proposal saya sesungguhnya belum jadi 100%. hakzzz.....tips buat adek tingkat. Usahakan finish proposal dulu deh baru nelf penguji. hehhee. KERJA KERAS.

Akhirnya.. saya sidang deh. ternyata benar dugaan saya.. sesuai harapan, beliau memberikan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dikuasi sebagai pondasi keilmuan bila saya meneliti hal ini. Dan hal terpenting lainnya adalah, penguji memberikan nilai yang baik-baik... sang Professor memberikan nilai 86 dan pembimbing merangkap penguji masing masing memberikan nilai 90 (lupa tepatnya). Alhamdulillah,, walaupun hanya dapat 86, tapi senang sekali karena nilai tersebut diberikan oleh seorang Professor. Nilai yang bagi saya sangat objektif karena beliau tak pernah mengenal saya sebelumnya. Syukur saya ucapkan.
Oia... setelah si zyska dan ipeh ujian, akhirnya saya tambah bersyukur. Saya mengetahui suatu alasan kenapa Allah memilihkan Prof. Eddy sebagai penguji saya. Suatu alasan yang tidak bisa saya sampaikan disini, tetapi sangat penting artinya bagi saya. Saya mulai menyadari bahwa semua ini rencana Allah.

Selang beberapa bulan, akhirnya skripsi saya memasuki fase pengujian. Kembali pembimbing dan penguji hadir untuk mendengarkan presentasi saya.. saya inget sekali kata-kata bu Sri nita sebelum sidang yang menasehati agar saya tenang, jangan takut salah, dan yang terpenting jaga Attitude, jangan pernah ngotot, menunjukkan sok, bahkan sok tau. Alhamdulillah semua berjalan lancar. dokter Irsan yang selalu membantu saya dengan caranya yang unik selama di dalam ruang sidang, dan Prof eddy dengansegala pertanyaan dan sarannya, pertanyaan yang paling penting adalah "Apa hakikat ilmu dari penelitian kamu??"

tips buat adek tingkat, kalau kalian ingin meneliti, apapun itu, sekecil apapun itu, ingat dan carilah hakikat ilmunya. Karena hal itulah yang akan mengantarkanmu pada kemanfaatan.

Tahap penilaian... akhirnya, saya dapet nilai A. Alhamdulillah senang banget... hahaha.. dan serunya, nilai angkanya adalah 95,3 yang berasal dari pembimbing yang sama-sama ngasih 95 dan penguji (Prof) memberikan nilai 96. Subhanallah... alhamdulillah banget lah pokoknya.. Malah penguji ngasih nilai yang sangat tinggi, padahal beliau adalah pakar di bidang ini. Ini hikmah yang saya suka.. pengingat bagi kita, suatu saat ketika kita sudah ahli, dengan umur kita yang sudah dewasa, mungkin kita akan banyak menemukan kesalahan dan ketidakserasian pada anak-anak muda... dan kita menilai mereka menggunakan standar kita... bukan menggunakan standar anak-anak normal seumuran mereka. Bayangkan bila saya dinilai dengan standar seorang professor... mungkin nilai saya tak lebih dari 70... hal inilah yang banyak terjadi pada teman-teman saya yang nilainya jatuh, (menurut saya sih). 
 Skripsi Saya Nih...

Akhirnya liburrrr deh...hahhaa...pulang kerumah sambil bawa skripsi untuk dikasih ke nenek dan orangtua. Dengan perkiraan libur 4 minggu sembari menunggu yudisium.

Seharusnya ceritanya selesai hingga disana... tetapi, ternyata Allah punya rencana lain. Baru 3 hari saya dirumah... nenek minta tolong ditemani ke palembang mau ngurus administrasi kakek.. Sebagai cucu tentu dengan senang hati dapay kesempatan membantu nenek. Berangkat deh ke palembang. Ngurus administrasi yang diperlukan. Karena saya juga ketua angkatan, akhirnya saya iseng aja mampir ke kampus. Ga disangka ketika duduk-duduk di dekanat, ada Prof Eddy lewat, biasanya beliau buru-buru rapat, tetapi tidak kali ini, sehingga saya sempat mendekati dan menyalami beliau. 

Tiba-tiba beliau berkata... "kamu mau ga ikut saya ke bandung, tapi kamu harus buat skripsimu dalam format jurnal", 
saya bingung lalu menjawab "boleh Prof"
"Tapi kamu harus minta izin dulu dengan dr. Irsan ya, karena kan kamu penelitiannya ikut dia".
"Iya prof, ada acara apa ya prof?", 
" ada kongres alergi imunologi"
"kapan ya Prof?"
"tanggal 16 maret"
"wahh.. saya udah koas prof. Gimana ya Prof??"
" nanti kamu coba urus saja untuk minta masuk penyakit dalam duluan biar izinnya mudah"
"oh gitu, baiklah Prof"
"Tapi kamu harus cepat buatnya karena batas pengiriman hari sabtu ini" (dan saat itu hari selasa kalau ndak salah). 
*astagaaaa...........dalam hati, saya kan belum pernah buat paper. "baiklah prof".
buat sejawat, kadang rezeki itu datang tanpa disangka... saat itu padahal saya lagi duduk-duduk santai tanpa kerjaan aja di dekanat loh. hahaha... 

Saya langsung pulang ke kosan dan sedapat mungkin mengerjakan format majalah skripsi saya... tentu dengan mengonsultasikannya kepada bos penelitian saya, Dokter Irsan. Dengan baiknya, beliau mengizinkan hal itu. hehhehe.. Alhamdulillah semua berjalan laancar, Abstrak saya dikirim, dan DISETUJUI untuk ditampilkan di kongres.

Semua aman dan terkendali... kecuali satu, tentang stase pertama... 
feeling saya sih aman karena yang saya minta adalah PDL yang notabenenya agak ngeri dijadikan stase pertama. akhirnya saya mencoba menghubungi pihak UPK untuk meminta tolong bisa ga saya dan kelompok saya masuk PDL pertama kali. Feeling saya meleset jauh... ternyata ga bisa, saya terus melobby, bertanya pada PD 1 FK Unsri, beliau meng-acc kalau memang boleh, tetapi tidak akan mengintervensi secara teknis aturan dari UPK. sehingga pada detik-detik mau mengguncang stase, saya juga belum dapat kepastian bisa dapat PDL stase pertama... nekat saya menemui dr.Ramzi, SpM di depan 236 mahasiswa, padahal saat itu beliau sepertinya sudah siap untuk mengguncang kelompok. Saya jelaskan semua permasalahan dan alhamdulillahnya beliau menanggapi dengan baik tetapi belum bisa memberi jawaban, alhasil pengguncangan kelompok ditunda beberapa menit.

saya akhirnya dipanggil ke suatu ruangan karena dipanggil dokter ramzi, di sana juga ada desi... sempat bingung. Dokter ramzi memanggil saya, dan menjelaskan bahwa beliau sudah konsultasi, intinya kalau untuk menetapkan saya masuk PDL sebagai stase pertama tidak bisa, kalau mau ya liat goncangan, syukur-syukur dapat PDL, tapi kalau misalnya saya dapat gocangan ternyata bukan PDL dan ada teman yang mau tukeran, diperbolehkan. Saya hanya bisa menerima, tapi sangat apriori karena sudah sangat dibantu ma dokter ramzi mengurus ini. Desi yang sempat buat saya bingung ternyata mau izin 1 minggu atau lebih tepatnya kmgkinan stagnan  1 stase karena jadi delegasi MTQ Provinsi yg diselenggarakan di salah satu kabupaten di sumsel. Karena itu desi berusaha dapat stase Rehab jadi kalaupun stagnan hanya 2,5 minggu.

Pengguncangan kelompok pun dimulai.... saya dapat no 28, desi dapat no 75. Setelah ditanya stase apa.. ternyata saya dapat staseTHT dan desi Penyakit dalam. Setelah lobby sana sini, ga ada yang mau tukeran PDL ma stase saya yang THT. eh..ga taunya, sohib saya alias rahman setiawan, S.Ked dapat stase rehab... yang namanya sahabat insya'Allah ngerti... dan akhirnya dia dan kelompok (yayuk n ama) mau tukeran, jadinya saya ambil PDL, rahman ambil THT, dan Desi jadi rehab. Semua beres... tapi belum sempat kami sampaikan ke dr. Ramzi, dan beliau sudah menutup acara pengguncangan dengan pengumuman bagi mahasiswa yang dapat stase PDL, REHAB, dan kelompok saya +desi tinggal dulu. Maksud beliau agar kami bisa mendiskusikan. Wahhh.... baek banget lah pokoknya. hehe.. Langsung saya sampaikan ke beliau kalau kami bertiga sudah bersedia tukeran dan jalan keluar lebih mudah dan saya akhiri dengan ucapan terimakasih kepada beliau.


tips buat adek tingkat, Jangan kaget ya ketemu dokter yang baik.*lhoo..hahhahaha....
 With My Better Half--> We are Coass in Radiology Dept.

Semua kembali aman..Seiring waktu, tiba-tiba gosip baru beredar, kabarnya urutan stase dirubah... saya belum percaya. Hingga akhirnya saya dipanggil UPK bahwak stase saya yang awalnya Penyakit Dalam berubah jadi radiologi, sedangkan rahman dan desi tetap THT dan Rehab... Ya Allah... ada apa ini Tuhan?? tanyaku dalam hati. Singkat cerita, staff UPK memberikan kesempatan pada saya agar mencari teman di kelompok lain untuk diajak tukaran... akhirnya, semua yang baik-baik saja berubah menjadi kusut lagi.

Ada 2 kelompok yang saya ajak tukeran, tetapi sepertinya tidak bisa. Lalu kelompok ketiga yang saya ajak pun tidak bisa juga diajak tukaran. yah... apalah daya, karena saya juga ga bisa memaksa. Hingga akhirnya saya dan kelompok saya (putri, ria, ika) pulang. Sesampainya di rumah, ternyata lampu mati, dan naasnya HP saya juga mati total. Ya sudah,, saya ke fotokopian deh buat kerja sampingan.. sepulangnya dari RF Fotokopi, ga taunya ketemu ama my better half dan ria di depan kosan saya.. Ternyata ada kelompok yang bersedia tukeran, mereka menelf ke HP saya, tapi HP saya kan mati total+listrik juga padam-gabisa ngecas. Akhirnya yang dihubungi adalah my better half...setelah ditimbang-timbang dengan semua pertimbangan yang ada akhirnya kami (karena ini bukan keputusan saya) memutuskan tetap melanjutkan stase di radiologi sebagai stase awal, walaupun telah ada yang bersedia tukaran. Ini lagi rencana Allah.. bayangkan, bila HP saya ga mati total dan listrik ga padam, mungkin bila teman saya ada yang nelf ajak tukaran sudah saya terima. Nyatanya Allah menginginkan saya memutuskan masalah ini dengan diskusi dulu dengan kelompok saya. Saya pribadi sangat berterimakasih karena udah ada yang mau membantu tukeran. Tapi keputusan tetaplah ditangan kelompok. Walaupun keputusan itu masih belum jelas, karena kemungkinan saya bisa minta izin kepada bagian radiologi, kalaupun tidak bisa saya sudah menetapkan hati untuk tetap berangkat walau resikonya adalah harus stagnan selama 5 minggu. mengingat komitmen berangkat juga sudah dari jauh-jauh hari, satu hal yang terpenting "kesempatan yang sama tidak datang 2 kali"

Radiologi akhirnya kami datangi untuk menimba ilmu di pendidikan profesi ini... baru 2 hari berjalan saya merasakan bahwa sekali lagi Allah memilihkan jalan lagi untuk saya, keberangkatan saya harus diurus administrasinya ke fakultas. Bayangkan kalau saya di penyakit dalam, rasanya tidak mungkin. Saya di radiologi saja, administrasi Surat Tugas, Surat Perjalanan Dinas, dan Surat Izin Akademik baru beres sehari sebelum keberangkatan. Bayangin aja adek tingkat saya, si Fadel udah bantu ngurus ame mentok.....dan itupun keluar setelah saya capek mondar mandir nyamperin staff2 yang menurut saya kinerjanya harus lebih ditingkatkan. Belum lagi poster... saya ini gagap teknologi, untungnya saya punya adek asuh yang luar biasa dalam hal ini, namanya Wulan, akhirnya dia deh yang buat poster untuk saya. Udah dibuat, ternyata ada masukan warna huruf dan background sebaiknya di ganti, jumlah kata dikurangi, dll lah... banyak!! saya yakin saya benar-benar ngerepotin. 

Dan yang paling parahnya... poster awal yang saya rancang dan dibuat wulan dalam bahasa Indonesia, ga taunya setelah dikoreksi oleh Prof. Eddy dan kakak2 residen, semuanya harus in english... nah... kacau, untung sekali lagi, saya punya temen namanya Jessica, chinese yang palembangnya medok banget, IPK tertinggi, nilai A penuh, dan jago bahasa inggris. Pagi-pagi saya minta tolong si jesi translate...untung dia ini mau.... baek banget kan/ padahal itu adalah hari pertama dia di stase jiwa. Janji si jesi setelah pulang koas dia buat, dan tiba-tiba dia sms mengabarkan bahwa dia harus ke Jambi untuk stase di sana... besok pagi (selasa) berangkat, dan pulang dari erba mau beres2-packing dulu... dan kayanya ga bisa bantu. OMG, saya tanya bener2 ga bisa, akhirnya jessica cuma bisa bilang mengusahakan mungkin jam 5 baru dikerjain dan jam 7 selesai. Wawnya, ga lama setelah itu, jam 5 an si jesi sms kalau hasil translatenya udah di kirim... saya tercengang dan bertanya, serius jess??? dia jawab,, yo sius lah... ahahhaa... Alhamdulillah... di bantu lagi ama Allah,

tips buat adek tingkat, dekati, kenali, dan hormati lah adek-adek tingkat kalian dan teman seangkatan, karena kalian tidak akan tau kapan saat kalian membutuhkan mereka. Tanpa mereka, mungkin poster ilmiah saya belum jadi ampe sekarang... makasih wulan, fadel, dan jessi.
Saya dan Prof. dr. Eddy Mart Salim, SpPD-KAI
seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa surat izin saya jadi sehari sebelum acara. Yaitu pada hari kamis.. padahal, sorenya saya berangkat. Sudah jadi surat izin, banyak pula godaan dan ancaman. Kabarnya stase radiologi harus 100% hadir,kalau ga gabisa ikut ujian.. ada cara-cara hitam, bisa aja sih saya ga usah kasih surat izin dan minta tolong diabsenin ama temen, cukup aman lah... jadi tetap bisa ujian, dibanding nanya, gataunya ga boleh izin, mau kabur gabisa karena udah tau kita mau izin, dan kalau ketahuan terancam stagnan 5 minggu. Bimbang... ditambah ketika mau memberikan surat, bu Rahma sang konektor FK dan bag. Radiologi  ga datang...laju tambah bingung.


Godaan cara-cara hitam semakin menguat, setelah diskusi panjang dengan my better half (aviandini toga putri) dan berkat dukungan dari dia, saya memutuskan untuk memberikan surat izin, walaupun konsekuensinya adalah tidak diizinkan dan terpaksa stagnan. Bagi saya, cara seperti itu lebih terhormat. Saya coba menemui staf TU Radiologi yang lain, yaitu bu neti, saya berikan surat izin saya dan menjelaskan maksud dan tujuan saya pergi, Alhamdulillah sekali ternyata disambut baik oleh beliau, malah beliau memberikan apresiasi atas partisipasi saya dalam kegiatan yang ingin diikuti. Ternyata benar kan... yang jujur lebih disukai. Saya izin deh radiologi 2 hari.


tips untuk adek2... Ingatlah untuk terus berkarya dengan cara-cara yang terhormat. Jangan nodai karya kita dengan plagiatisme, kebohongan, dan kecurangan.

Alhamdulillah hari kamis sore akhirnya saya dapat berangkat ke bandung. Saat2 di bandung adalah saat-saat penuh perbaikan gizi.. mantap tanan lah pokoknya makanan di hotel horison Jl. Pelajar Pejuang. Saya juga sempat makan di ampera, di traktir ama kakak residen penyakit dalam. dll... tapi yang terpenting adalah soal paper+poster yang saya ikuti. Hari sabtu jam 12.30 ketika saya lagi asik-asiknya mengikuti symposium tiba-tiba ada HP saya bunyi bilang akalu poster mau di nilai.. maklumlah, saya baru pertama kali ikut kegiatan yang beginian. Saya kira kami cuma berdiri di samping poster ketika jam istirahat dan diberikan kesempatan hadirin yang lewat dan ingin bertanya tentang poster dari paper yang kami buat. Ternyata tidak, kami diminta presentasi singkat dan di nilai langsung oleh juri.. ada 3 orang juri yang menurut saya luar biasa..... dan salah satu yang paling kritis yang saya amati selama simposium adalah dr. Nanang (yang kemudian baru saya ketahui beliau adalah ketua pengurus besar persatuan ahli alergi imunologi indonesia/ PB Peralmuni, pantes), Prof. Cissy (ketua PB Peralmuni cabang bandung), dan dr. Chairul (Peralmuni Surabaya). Beliau bertiga sungguh kritis-kritis. Ada saja hal yang luput dari pandangan kita yang beliau tanyakan. :) senangnya, beliau sangat mengapresiasi poster dan paper kami. ^^
Sesi Tanya Jawab Poster Session, kaya SOCA lhoo...
 
Tibalah saat pengumuman best poster (kalau paper kan untuk publikasi, jadi ga ada de best- de best'an-- semua masuk di buku naskah Peralmuni--alhamdulillah, sebagai upaya mendukung himbauan Dikti supaya mahasiswa rajin publikasi)... ternyata setelah di hitung nilai rata-ratanya, ada 2 orang nilainya sama.. Jadi keduanya sama-sama terbaik. Nama pertama dipanggil ke depan... dr. Leni Susanti (kakak saya yang hari ini, tanggal 21 maret bersama saya dilantik, beliau jadi SpPD-spesialis penyakit dalam-, dan saya jadi S.Ked, Sarjana Kedokteran), lalu yang kedua, ternyata nama saya dipanggil maju... Kebetulan di sebelah saya adalah dokter Yusmala, Sp.A (K), beliau langsung bilang selamat... senangnya. hahaha.. lalu kami berdua maju, dan dr. Nanang memberikan sertifikat serta uang tunai sebagai hadiah (Uang hasil jerih payah ini saya beliin oleh-oleh dan Baju untuk pelantikan + dasi, hasil keringat sendiri loh... ahahha). Sembari memberikan hadiah, beliau menyampaikan kepada semua hadirin bahwa saya ini masih mahasiswa, bahkan belum di lantik jadi S.Ked... Alhamdulillah semua tepuk tangan. hahaha... untuk bukan hal yang jayuz. hehhe... 

Setelah itupun, banyak yang memberikan selamat dan dorongan pada saya agar terus mengembangkan penelitian, dari Prof. Cissy, Prof. Zul, dr. Chairul, dr. Nova, Prof. Eddy, dr. Yuniza, dll... senang sekali.... hahaha... Yang ingin saya sampaikan.. ini bukan soal bangga karena di puji dll, ini soal motivasi... Kondisi yang di atas ini sekarang menjadi motivasi bagi saya, Indonesia masih menginginkan banyak peneliti muda. Peneliti juga sangat di apresiasi walaupun bentuk apresiasinya bukan dalam hal materi, dan semua yang saya alami membuat saya ingin meneliti lagi, karena itu saya sarankan sesering mungkin untuk mengikuti hal-hal seperti ini. So, jangan pernah merasa sepi menjadi peneliti tetapi juga klinisi.


Selain itu, melalui kegiatan ini saya jadi dekat dengan beberapa kakak-kakak residen, K' Anto (ketua residen penyakit dalam), k' adhi (Sekretaris residen), k' merryl, k' iin, k' hariz, k' leni, (semua penyakit dalam), k' adel dan k' norman (THT). Jadi kenal juga dengan konsulen alregi dan bagian anak.Serta banyak pengalaman lain yang saya pelajari. Saya ingin ucapkan terima kasih kepada dr. Irsan yang telah mengajak saya ikut penelitian dan Prof. Eddy atas ajakan beliau agar saya ikut ke bandung. Hadiah, sertifikat, dan buku publikasi bagi saya sangat penting, walalupun kalau anda bandingkan dengan yang anda punya mungkin tidaklah seberapa, tapi pengalaman tidak bisa di beli... dan kesempatan tidaklah datang dua kali. Selain itu, tidak jadinya kami masuk stase PDL juga berkah bagi kami yang didatangi keluarga. Jadi punya banyak waktu untuk keluarga untuk jalan-jalan dll. Saya ngebayangin kalau di stase lain mungkin saya harus jaga, harus follow up pagi-pagi, dll. Untung juga lah masuk radiologi duluan. Alhamdulillah.


Saya, Bang Oman (THT), dan Bang Adhi (PDL)


Apalagi kesempatan emas ini saya dapatkan secara tidak sengaja... bahkan berawal dari sebuah ketakutan. Kalau saya runut cerita ini ke belakang maka akan terasa, bahwa hal ini adalah sesuatu yang jelas di rencanakan. Sebuah rencana yang lebih indah, yang jauh lebih baik daripada rencana-rencana yang saya buat karena dasar keinginan- nafsu semata. Ya . . . inilah yang namanya rencana Allah.

The End

Rabu, 14 Maret 2012

Modul pribadi KOASS Radiologi #1

Hari ini adalah hari ketiga saya menjadi dokter muda, kalo diantara staff ditempat saya belajar lebih akrab dipanggil dengan "KOAS". Akan tetapi, pada hari ini pula adalah hari pertama saya di panggil "dokter Franz". ahahahaha... agak batuk-batuk saya mengingat kejadian itu. ^^. Saya sadar kok, bahwa sesorang dipanggil dokter bukan karena pakaian putih yang dipakainya, tapi semua yang ada pada dirinya-terutama sikap penolongnya--. Sebagai awal dalam meniti pendidikan profesi menuju gelar itu, dalam 5 minggu ke depan saya akan belajar di bagian radiologi.

Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang sangat penting, kenapa?? (masa anak kedokteran ga tau jawabannya). hehee... *kidding.. yap penting, karena lewat radiologi kita dapat memperjelas diagnosa suatu penyakit, hal ini dinamakan radiologi diagnostik dan tak hanya itu, lewat ilmu radiologi kita juga dapat melakukan penatalaksanaan terhadap penyakit yang diderita pasien melalui radioterapi, atau lebih dikenal orang awam sebagai "penyinaran/ di sinar".

akan tetapi, ada hal yang saya sayangkan... radioterapi di palembang bahkan di sumsel, selama satu tahun belakangan tidak dapat berjalan dengan maksimal. Banyak hal yang mempengaruhi, salah satunya seorang ahli radioterapi khusus kasus onkologi (kalau ndak salah) sudah pensiun dan ada alat yang memang masih dalam upaya pengadaan (sekarang sudah ada) sehingga terkendala dalam perizinan. Jadi, banyak pasien yang tidak mampu ndak dapat di sinar... padahal mereka sangat membutuhkannya, sedangkan bagi yang mampu, biasanya mereka langsung ke jakarta untuk mendapatkannya di centre yang tersedia disana. well, ndak semua orang bisa seperti itu, mungkin radioterapinya gratiss,,, tapi biaya transportasi dan akomodasi apa pemerintah mau bayar?? atau anda yang sedang baca ini mau membantu?? ^^

mari sejenak kita tinggalkan tema superfisial ini, ada yang tahu kenapa radiologi dapat menjadi radioterapi? Jadi, di radioterapi terdapat sinar pengion yang berasal dari sumber-sumber radioterapi diantaranya adalah CO-60 / Cobalt 60. CO-60 ini memancarkan sinar Gamma, naaahh.... sinar gamma ini lah yang menghancurkan sel-sel kanker karena lebih memiliki daya tembus yang lebih besar dan daya rusak yang besar pula terhadap sel kanker. Akan tetapi perlu diingat bahwa sinar ini juga merusak sel-sel yang sehat, karena itu harus ada pembuatan planning yang matang sebelum melakukan radioterapi. Buat planning aja di bayar katanya.... #justinfo sapa tau ada yang minat jadi radiolog. ^^

Sedangkan radiologi diagnostik, ada buanyak banget macamnya. Ex. X-Ray, BNO, CT Scan, dan MRI. Canggih-canggih emang... tapi ingat, kita sebagai calon dokter layanan primer minimal menguasai x-ray/ pemeriksaan sinar X. Ga usah muluk2 dulu mau mahir baca CT Scan dll, toh belum tentu di puskesmas tempat kita nanti ada CT Scan kan, kalau kata dosen pembimbing kami, "penyakit seperti TB Paru ini wajib untuk kamu kuasai, kalau 6 kali saja kamu salah baca foto rontgen kamu ga bakal di pakai orang lagi". #menancapDiHati. 

Yok kita bahas dikit-dikit, maaf bukan pelit, tapi karena ilmu saya juga memang masih dikit.... (n__n). Kita mulai aja dari thorax. Untuk melakukan foto thorax hal terpenting adalah indikasi, atau lebih dikenal secara klinis sebagai pendorong dokter lain meminta kita untuk melakukan pem-X-ray. ex. Dispneu, Hemaptoe, dll. Adapun syarat foto thorax adalah:

1. Inspirasi yang cukup, inspirasi yang cukup akan terlihat pada perpotongan gambar costae 6 dengan diafragma di midclavicula. Kalau kurang maka perpotongan mungkin di daerah midaksilaris. Lalu, kalau  inspirasi ga cukup memangnya kenapa?? ada masalah?? ternyata ada.. kalau inspirasi ga cukup, maka lebar rongga thorax (jarak antar costophrenicus) akan menjadi lebih pendek, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap CTR (cardiothoraxic ratio), dimana CTR akan membesar yang artinya gambaran jantung menjadi lebih besar dari normal (padahal ini perbesaran relatif). Maka, hati-hatilah. 

2.Simetris, jadi pada foto thoraks harus terlihat simetris antara kanan dan kiri. Penting agar hasil foto dapat dievaluasi dan menghindari salah interpretasi.

3.Harus berdiri, untuk mengetahui hal ini, dapat dilakukan dengan beberapa pengamatan terhadap eksistensi magenblase (udara di fundus gaster), posisi tangan, dll.

4.Harus PA. Walaupun pada kasus dimana pasien tidak bisa bangun dari tempat tidurnya, pemeriksaan sinar X akan dilakukan dengan posisi berbaring/ supine. Kenapa harus PA?? (ada baiknya teman-teman memahami terlebih dahulu,posisi mana yang PA dan mana yang AP, arah sinar datang, dan letak film. 

Sebagai simulasi untuk teman2 mempermudah dalam mengingat, coba teman2 siapkan HP dan pena/pensil, serta berdirilah didekat dinding. Sekarang pegang pena dengan jarak kira2 5 cm dari tembok. Lalu arahkan sinar HP ke pena tersebut. Perhatikan bayangannya. Selanjutnya, letakkan pena kira-kira 1 cm dari tembok dan lihat bayangannya. 

Bagaimana??Berbeda bukan ukurannya?? bayangan pena jarak 5 cm terlihat lebih besar, sedangkan bayangan 1 cm akan terlihat lebih kecil. Prinsip inilah yang terjadi pada pemeriksaan sinar X. sinar HP adalah sinar X, pena adalah pasien, dan tembok sebagai filmnya. Pada posisi AP sama dengan posisi pena dengan jarak 5 cm, sinar datang akan membuat bayangan jantung lebih besar. Sehingga pada hasil terlihat perbesaran jantung. Sedangkan pada PA tidak, posisi pena 1 cm, karena jarak jarak film dan jantung lebih pendek sehingga hasil foto dapat dikatakan tidak mengalami perbesaran/ perbesaran tidak bermakna.

Jangan lupakan juga, bahwa kita harus dapat membedakan foto PA dan foto AP dan posisinya. Ingat, foto PA tidak pernah dilakukan dengan posisi supine. Foto PA dan AP dapat di lihat dengan mengamati clavicula (pada AP clavicula lebih mendatar), scapula (Pada AP scapula dalam costae), magenblase (pada posisi erect magenblase terlihat kira2 1 cm dibawah difragma), costa angle, dll. 

5. Hasil foto sesuai indikasi pemeriksaan. Kalau mau meriksa parenkim paru maka hasil foto ya harus lunak, kVnya direndahin aja jadi hasil jelas hanya batas VTh IV. Kalau mau periksa jantung harus keras, kV di tinggi sehingga terlihat sampai VTh VIII, jadi akan terlihat double kontur pada penderita stenosis/insufisiensi katup mitral. Umumnya sih hasil foto dapat dibilang bagus bila VTh terlihat jelas hingga VTh VI. 

Oke... mungkin hal diatas dapat dijadikan pengantar tidur teman-teman sebelum terlelap di radiologi. Pahami hal-hal dasar dulu akan sangat membantu kita untuk membangun pondasi keilmuan di bidang radiologi. Jadi ga ada cerita nanti pasien TB milier pas kita liat foto thoraksnya langsung aja kita diagnosis metastasis kanker tipe milier. hehehe... harus semangat nih belajar radiologi. Karena disini kita belajar tentang teknik imaging. Teknik bagaimana kita berimajinasi untuk melihat mana yang normal dan tidak. Semua akan jadi bisa karena kita biasa. Karena itu, rajin-rajin ya nak di radiologi..... #nasehatEMAK.

Thx. semoga bermanfaat. monggo di share....

Sumber: Catatan Hidup Koas Radio mulai 12 maret-5 minggu ke depan tahun 2012.

Tentang KOASS alias Dokter Muda

KOAS DINOSAURUS
Koass itu idealnya disebut Kumpulan Orang-orAng Saling sayang...
Bukan Kumpulan Orang-orAng Saling Sikut (demi ego pribadi)...

Saling sikut tak akan terjadi dengan sendirinya.. tapi terjadi karena ada yang memulai.. karena pilihan yg muncul dari ego masing2 oknum yang merasa dirinya tak sempurna.. dan ingin menyempurnakan diri tanpa memikirkan orang lain..

sesungguhnya, mereka adalah pribadi yg merasa akan punah.. karena itu, orang2 ini di sebut dinosaurus.

kalo begitu,, sy doakan mereka cepat punah (sifat kedinosaurusannya). aamiin.


INSPIRASI DARI RADIOLOGI
tetap semangat Koas buat kakak2 07 dan sejawat 08. #RadiologiSeries

IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dapat mengubah pandangan orang lain terhadap kita. Tapi tidak akan mengubah pandangan kita terhadap diri kita sendiri.

kita tahu ketidakmampuan kita. kita tahu apakah IPK yang sekarang pantas/ tidak untuk kita.TAPI kita juga harus tahu bahwa...... kita harus berpikir (minimal) 2 kali untuk besar kepala hanya karena IPK.

IPK memang penting, tapi Skill/ilmu adalah kebutuhan. Karena nanti yang kita hadapi bukan soal. Tapi pasien.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code