Sebuah pepatah klasik mengatakan
‘tuntutlah Ilmu sampai ke Negri Cina’ tapi bukan berarti nyari ilmu nya “harus”
sampe ke Cina , maksudnya ilmu itu luas, ilmu itu bukan cuma kita dapatkan dari
bangku sekolah atau kuliah saja tapi bisa dari berbagai sumber karena ilmu itu
tak terbatas ruang dan waktu. Bahkan, kita juga kudu belajar ilmu ‘maling’ tapi bukan untuk belajar supaya bisa maling ya melainkan agar kita tahu cara
yang bisa kita gunakan untuk menyiasati para pencuri . Singkatnya semua ilmu itu bermanfaat asalkan kita pandang dari sisi
positifnya. Anyway udah tau kan ya ‘katanya’ anak kedokteran itu study holic, kemana – mana bawa buku
tebal. Yah memang sebagian besar anak
kedokteran seperti itu, bukunya tebal – tebal dan di jinjing kemana – mana,
lantas yang jadi pertanyaan adalah kalau semua anak kedokteran baca buku yang
sama, kuliah dapat materi yang sama, apa yang bisa membedakan kita dengan mahasiswa
yang lain ? apa yang membuat kita bisa lebih istimewa dari mereka ? Apa yang
membuat kita bisa satu langkah lebih maju darpada yang lain ? Jawabanya ialah
dengan berperan aktif dalam organisasi, kenapa ? karena ibaratkan sebuah
penyakit, organisasi itu adalah penyakit komplikasi, artinya semua nya ada
disana, ilmu apa aja bisa kita dapatkan disana, dan salah satu organisasi yang
paling saya banggakan adalah G.A.L.A.U J
Hari ini tanggal 21 Juli 2012
adalah hari pertama bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa, termasuk
juga rekan – rekan muslim di GALAU, tapi puasa bukanlah ‘kambing hitam’ yang
bisa dijadikan alasan untuk bermalas – malasan dan guling – guling seharian di
kasur . Justru di bulan yang suci ini semua hal baik yang kita lakukan insyaAllah
akan digandakan oleh Allah pahala nya dan hal itu juga yang membakar semangat
kami untuk terus belajar dan belajar. Hari ini kak Hafizh melunasi hutangnya
untuk mengajarkan kami bagaimana caranya sirkumsisi atau sunat *bayar hutang ni
ceritanya hehe. Kegiatan ini adalah kegiatan yang ditunggu – tunggu oleh kami
GALAUrangers, bagaimana tidak, jika bukan dari organisasi, lantas dari mana lagi kami bisa tahu caranya
sirkumsisi ? dari mata kuliah kah? jangan harap J
. yah, sirkumsisi atau bahasa awamnya sunat adalah kegiatan yang dilakukan
untuk membuang sebagian preputium glanspenis, hal ini menjadi kewajiban bagi
laki – laki yang muslim loh J,
tapi bukan Cuma umat muslim, yang non muslim juga dianjurkan untuk melakukan
sunat, karena sunat atau sirkumsisi ini sangat bermanfaat untuk membersihkan
alat kelamin laki – laki.
Sebelum
mulai melakukan sirkumsisi kak Hafizh membuka pertemuan kami dengan melafadzkan
basmallah. Selanjutnya kami diperkenalkan dengan alat – alat yang akan
digunakan dalam menjahit (Hecting ) dan melakukan sirkumsisi nantinya. Alat yang kami gunakan yaitu perangkat alat
bedah minor yang disebut sebagai minor
set yang jujur saja kami tidak tahu sebelumnya medengar namanya saja tidak
pernah apalagi memegang alatnya , maklum masih semester 2 tapi inilah kelebihan
kami, saat teman – teman saya satu angkatan tidak ada yang tahu sama
sirkumsisi, cara jahit dan alat bedah yang namanya minor set saya dan rekan – rekan di GALAU sudah tahu duluan . Nah minor set ini berisi berbagai macam alat bedah yaitu : 2 pcs klem
lurus dan 2 pcs klem bengkok yang bentuknya mirip seperti gunting tapi kerjanya
tidak untuk memotong, hanya sebagai penahan saja. Klem ini ujunganya lancip dan
bergerigi .tapi kenapa klem nya ada dua jenis ? klem yang lurus digunakan untuk
menjepit biasa, tapi klem yang bengkok digunakan untuk menjepit arteri. Selanjutnya ada 1 pcs pinset anatomis dan 1
pcs pinset histologis, bedanya kalau pinset anatomis di bagian ujungnya ada
besi bengkok kecil yang saya gak tau itu
apa heheh. Lalu ada 1 pcs gunting
jaringan dan 1 pcs gunting benang. Nah gunting benang ini kedua mata pisau nya
berbeda, yang satu lancip dan kecil sedangkan satu lagi lebar. Yang lebar ini
fungsinya kita bisa melihat seberapa panjang ukuran guntingan benang yang akan
kita potong setelah disimpul nanti. Ada lagi yang namanya Needle holder,
fungsinya sebagai penahan jarum. Selanjutnya ada 1 pcs scaple dan alat untuk memperkecil
wilayah operasi yang disebut ‘duk steril’ tapi saya gak tau tulisannya gimana
maafin kalo salah, soalnya kak hafizh bilang duk itu diambil dari kata handuk
:D . Lanjut lagi ada catgut, nah
catgut ini adalah seperangkat jarum dan benang yang absorbable, ingat ya benang
untuk menjahit itu ada yang absorbable yang bisa diserap tubuh nantinya dan
tidak perlu dilepas lagi, ada juga benang yang tidak bisa diserap yang nantinya
akan dilepas lagi gitu kata kak Hafizh J.
Jarumnya juga sangat berbeda dengan jarum jahit biasa, bentuknya menyerupai
celurit (tapi gak segede celurit juga :P) intinya dia melengkung di bagian
ujunya. Dan satu lagi ada manekin kulit
yang kami gunakan untuk latihan menjahit (Hecting).
Langkah awal adalah kita pakai
dulu handscoon yang steril, ingat kan cara pakai handscoon yang steril ?
kemarin kita anggota galau udah dijelasin sama kak Rahman cara pakai handscoon
yang steril, beda banget sama cara pakai handscoon kalo kita mau praktikum
anatomi J
Cuma digalau nih dapet ilmu kaya beginian heheh. Setelah pakai handscoon lalu
kak Hafizh mulai menerangkan beberapa teknik Hecting. Sebenarnya, cara Hacting
gak jauh berbeda kok sama cara menjahit pakaian jadi beruntunglah yang udah
bisa menjahit pakaian sebelumnya. Teknik yang pertama adalah tipe jahit simple,
lalu matras vertical – horizontal, Angka 8, dan jahit subkutikuler yang
jahitannya tidak nampak. Yuk kita mulai
dari yang pertama. Tipe jahit simple ini kaya jahit jelujur, tapi bedanya kita
bakalan jahit di kulit manusia bukan di kain. Tipe jahit simpel ini ada yang
continuous dan ada yang satu –satu. Tapi
biasanya dokter pake yang tipe jahit satu – satu, karena bila pasien megeluh
ada komplikasi dokter mudah untuk meperbaiki bagian yang mengalami kerusakan
tersebut. Eh iya, mejahitnya tidak langsung tangan-ketemu jarum , jarumnya kita
pegang dengan menggunakan Needle holder di tangan yang dominan, lalu tangan
satu nya lagi memegang pinset, karena jarumnya dalam kondisi steril, kita tidak
boleh menyentuhnya secara langsung, tapi kalau benangnya kita bisa sentuh
langsung asal dalam keadaan pakai handscoon. Ternyata jahit ini tidak semudah
yang dibayangkan , harus telaten, awalnya kaku banget jahit pake Needle Holder
dan pinset , pegang Needle holder juga ada tekniknya, yang bermain adalah jari
jempol dan jari ke-4 (jari manis), wajar saja kalau dokter yang sudah lajut
usia jarang menangani operasi atau Hecting karena kebanyakan sudah mengalami
tremor jadi kesulitan untuk melakukannya J
. Sebenarnya fungsi menjahit atau Hecting ini untuk mendekatkan jaringan agar cepat
menyatu, tapi jahitnya tidak boleh asal – asalan, ingat dokter itu adalah Art and Science, jadi Hecting pun harus
ada estetika nya . Disinilah saya sadar bahwa dokter itu harus serba bisa, tak
hanya mendiagnosis, menjahit pun harus bisa.
Lanjut lagi tipe yang kedua
adalah matras 8, nah yang ini sedikit lebih rumit dari tipe pertama, karena
pola jahitnya adalah kulit-mucosa mucosa-kulit, tipe ini digunakan juga saat
sirkumsisi. Secara garis besar pola jahitan membentuk huruf ex ‘X’, cara nya kita
masukkan catgut (jarum-benang) dari satu sisi dengan pola kulit-mucosa dari tempat awal lalu menyilang ke bagian
seberang bekas robekan, lalu lanjutkan ke sisi seberangnya lagi (sejajar dengan
posisi awal memasukkan ) dan seberangkan lagi lalu di simpul sebanyak 3 kali
dengan teknik menyimpul yang benar.
Sulit memang kalu dibayangkan, lebih mudah kalau dipraktekkan secara
langsung :). Tipe subkutikuler kita menjahit di lapisan subkutan kulit, tipe
ini jauh lebih ribet apalagi bagi yang belum terbiasa, tipe jahitan ini lebih
‘tersembunyi’ letaknya, sehingga tidak Nampak dari luar. Tapi tipe ini hanya
untuk lapisan kulit saja ya, artinya lapisan mukosa dan otot di bawah kulit
sudah dalam keadaan baik. Biasanya kita sering mendengar pasien berkata seperi
ini ‘kalau jahit sama dokter X jahitannya rapi dan gak kelihatan’ nah itu
artinya si dokter menggunakan jahitan tipe subkutikuler J
Well, setelah kami belajar
berbagai macam tipe jahitan, selanjutnya kami belajar cara melakukan
sirkumsisi. Kalau ditanya probandusnya siapa? Jelas tidak ada hehe gak ada yang
mau juga pasti jadi probandus wkkw karena masih tahap latihan kami menggunakan
manekin yang disiapkan oleh kak Hafizh dan manekin nya dibuat bnar – benar
menyerupai aslinya, baik banget kan kak Hafizh :D . untuk melakukan sirkumsisi
ada tiga hal utama yang harus kita siapkan, yaitu persiapkan diri (dalam
keadaan bersih , steril dan menggunakan handscoon), alat, dan pasien. Kalau
semuanya dalam keadaan ready , lakukan hal berikut ini :
1.
Aseptic antiseptic dengan menggunakan iodine
atau betadin di seluruh permukaan penis dan daerah sekitarnya
2.
Perkecil lapangan kerja dengan menggunakan ‘duk’
tadi
3.
Anastesi atau blok nervus dorasalis dengan
lidokain, kalo bisa jangan gunakan pantokain ya karena pantokain itu adalah
lidokain yang dicampur dengan epinephrine menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah, saat melakukan sirkumsisi memang darahnya tidak keluar, tapi saat pasien
sudah dirumah pembuluh darah mengalami vasodilatasi yang menyebabkan tejadinya
pendarahan.
Setelah ketiga hal
tersebut dilakukan, maka kita mulai dengan membuka preputium nya dan ditahan
dengan klem dengan arah jam 6, jam 11 dan jam 1, setelah itu lakukan pemotongan
dengan menggunakan gunting jaringan di
sisi samping dan atas, jangan di bawah/belakang , karena di bawah ada daerah
yang kaya pembuluh darah sehingga nanti akan dijahit dulu baru digunting untuk
menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Setelah dipotong maka jahit dengan
pola simple satu putaran mengelilingi bagian penis yang telah dibatasi
sebelumnya, dan terakhir gunakan jahitan tipe matras 8 untuk di daerah
belakang, baru potong preputium yang tersisa tadi, bila selesai maka nanti akan
di balut dengan kassa .J
sedikit ribet kalau dibayangkan, tapi kalau di praktekkan lebih mengerti. J
Itu
tadi adalah salah satu dari banyak hal
luar biasa yang kami lakukan di GALAU, sayang memang kakak asuh yang lain
sedang sibuk jadi tidak bisa ikut hadir dalam latihan tadi, terutama tetua kami
kak Franz dan kak Rahman yang sedang koass J
. Rasa nya sangat bangga, karena hecting ini adalah pelajaran mahasiswa blok 19
semester 6 dan baru saja di OSCE kan, dan kami mahasiswa semester 2 udah dapet
materi yang sama seperti senior - dari
kakak asuh kami yaitu kak HAFIZH HARI NUGRAHA
yang dengan senang hati menyiapkan semua alat, bahan, dan mentransfer
ilmu yang ia punya kepada kami J
Belajar
adalah hal yang menyenangkan bila kita lakukan secara bersama dan kita mengerti esensi dari hal yang
kita pelajari itu. Bersyukur bahwa Awal Ramadhan ini dibuka dengan hal – hal
yang bermanfaat seperti ini yang menjadi
semangat baru dan membuka pikiran kami akan makna dibalik kata ‘dokter’
yang sebenarnya. itulah kenapa saya bilang GALAU adalah organisasi yang luar
basa, disini kami di didik untuk menjadi mahasiswa unggul, sekalipun ini adalah
organisasi independent tapi manfaat yang saya dan kawan – kawan dapatkan dari
sini sangat luar biasa .
GALAU 21-07-2012
jadilah dokter yang berkarakter
@beutysavitri