Kamis, 13 Oktober 2011

Antara Hipotesis Gaia, Al-Qur'an, dan Inversi Suhu

Apakah yang dimaksud dengan Hipotesis Gaia? Dinamai menurut Dewi Bumi bangsa Yunani kuno, teori ini menggambarkan planet kita sebagai sebuah sistem yang hidup, bernafas dan sebagai satu kesatuan yang memiliki aturan sendiri.

Lihatlah pada udara yang kita hirup misalnya. Oksigen adalah unsur praktis yang sangat dibutuhkan oleh semua organisme untuk hidup, mulai dari bakteri, ikan hingga manusia. Gas ini selama berabad-abad mengelola 21% komposisi atmosfer bumi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup organisme (tumbuhan) yang secara terus menerus melepaskan gas tersebut. Oksigen—elemen yang sangat reaktif—memiliki potensi untuk bersenyawa dengan mineral dan gas lain dari atmosfer dan kerak bumi, mengabur sepenuhnya dalam bentuk senyawanya masing-masing.

Namun walaupun labil, atmosfer Bumi merupakan penyokong kehidupan yang relatif tiada hentinya. Ini adalah salah satu hasil pengamatan dari ahli kimia James Lovelock yang dipaparkan pada konferensi ilmiah yang diselenggarakan di Princeton tahun 1969. Mengemukakan konsep alam semesta sebagai sebuah permainan adu untung semata, Lovelock mendalilkan bahwa bumi dapat bekerja dengan baik seperti layaknya suatu organisme hidup yang maha besar, dia mengorganisir semua bentuk materi, baik itu materi organik maupun anorganik dengan tujuan yang pasti, yakni menciptakan suatu lingkungan yang layak menopang kehidupan di dalamnya. Lepas dari prestasi masa lalunya—khususnya pada saat menciptakan instrumen sensitif untuk pesawat ruang angkasa Viking pada eksplorasi Marsnya—ide Lovelock tentang bumi yang hidup mendulang kritik keras dari para koleganya.
Hal lain yang diangkat Lovelock adalah tidak berubahnya konsentrasi kadar garam air laut, yang tetap berada pada tingkat optimal bagi eksistensi kehidupan. Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa air sungai secara konstan menyeret mineral garam untuk masuk ke laut, namun ketika air laut menguap menjadi bentuk awan, garamnya tidak akan terbawa serta. Jika kita dengan ketat mengikuti cara berpikir logis, kita pasti menyimpulkan bahwa konsentrasi kadar garam di laut semestinya akan meningkat seiring waktu. Namun hal ini tidak terjadi. Konsentrasi kadar garam tidak berubah selama berabad-abad. Menurut mereka yang mendukung Hipotesis Gaia, ini merujuk pada kemampuan kolosal bumi dalam memelihara keseimbangan internal – fenomena yang secara ilmiah sesuai (meskipun pada umumnya berlaku pada organisme sel) layaknya “homeostasis” (sistem keseimbangan internal pada tubuh).

Beberapa pihak percaya bahwa jawaban di balik fenomena ganjil ini mungkin ditemukan pada pembentukan tambang garam: dari waktu ke waktu air membentuk sebuah teluk dan kemudian terkurung oleh daratan. Air menguap dan hanya meninggalkan garam. Daratan inilah yang kemudian tertutup oleh tanah liat dan pasir, yang lama kelamaan mengubahnya menjadi batu karang, mencegah air sungai membawa mineral garam pergi. Apakah mekanisme ini yang mengatur konsentrasi garam, seperti misalnya air tawar (sungai) tidak pernah tidak dapat didiami ikan dan makhluk laut lain? Menurut para pendukung teori ini, hal tersebut bukanlah keadaan yang kebetulan, namun lebih dari suatu proses yang dikendalikan oleh Gaia sendiri.

Contoh terbaru lain yang mendukung keberadaan Gaia adalah datang dari penemuan ilmuwan Universitas Hong Kong, pimpinan Jiu Liao. Selama penelitiannya di sepanjang pantai, tim peneliti ini mencatat bahwa air pasang seolah-olah membuat pesisir pantai “bernafas” seperti udara dan embun yang bersirkulasi melalui tekanan air pada dasar laut. Kasus pernafasan yang paling jelas dapat dilihat pada gelembung udara yang muncul dari lantai pesisir. Air pasang nampaknya mempengaruhi gerakan ritmis dasar laut, menyebabkan sesuatu yang serupa dengan pernafasan tetapi dengan frekuensi yang lebih lambat, tepatnya, tentu saja, disesuaikan dengan ukuran bumi yang mahabesar.

Bukti mengenai bumi yang hidup dan bernafas tidak hanya berhenti di sana: laporan akhir oleh ilmuwan dari Observatorium Mauna Loa Hawaii menunjukkan bahwa konsentrasi karbondioksida (CO2), dari tahun 1955 hingga 1995, bervariasi dalam pola ritmis—naik turun, dengan bukti yang dikumpulkan melalui beberapa stasiun geografi, dan beberapa diantaranya menginterpretasikan seperti layaknya bumi yang sedang menghirup dan menghembuskan nafas.

Hipotesis Gaia berdiri melawan dominasi teori yang berpegang pada gagasan, kondisi yang layak untuk hidup telah dikelola selama beribu-ribu tahun semata-mata hanyalah kebetulan—proses kerja indepen-dent yang terisolasi ini, menciptakan situasi yang lemah. Keyakinan bahwa Bumi adalah sistem yang hidup merupakan gagasan yang hingga kini lebih banyak mendapatkan sikap skeptis daripada mereka yang mendukung, namun pemikiran dapat berubah seiring bukti yang bermunculan.

Mari kita simak ayat Al Qur'an berikut ini :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّـهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا  إِنَّ اللَّـهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.(Qs 5:87)

alam telah mempunyai mekanisme untuk mencegah terjadinya pencemaran udara. Hujan yang menyiram debu dan membawanya ke tanah, udara yang menyampur dan menyebarkan gas, serta tumbuhan yang menghisap karbon dioksida kemudian mengeluarkan oksigen adalah mekanisme tersebut. Akan tetapi, mekanisme ini seakan menjadi sia-sia ketika bertambahnya polutan yang mencemari udara khususnya terjadi setelah masa revolusi Industri (derivat hipotesis gaia)
 akan tetapi, bila terjadi PELAMPAUAN BATAS dari bumi. maka akan terjadi malapetaka yang sedikit demi sedikit semakin jelas dampaknya bagi kelangsungan makhluk hidup.
Salah satu bentuk kegiatan manusia yang melampaui BATAS, sengaja ataupun tidak, seperti pabrik, emisi gas buang kendaraan (kendaraan yang mengeluarkan emisi gas buang buruk berasal dari kendaraan keluaran tahun 2000 ke atas. banyak dugaan, hal ini disebabkan karena pemilik kendaraan kurang melakukan pemeliharaan. "saat uji emisi lalu, kami mendapatkan sebuah mobil minibus keluaran tahun 2003 yang dikendarai ibu-ibu yang emisi gas buangnya kurang bagus. Mungkin karena sibuk, jadi kurang terawat), Rata-rata kapal api raksasa mengeluarkan 5.000 sulfur setiap tahunnya. Jumlah ini sama dengan 50 juta mobil berjenis sama yang mengeluarkan sekira 100 gram sulfur per tahun. Jumlah mobil yang beroperasi di seluruh dunia setiap harinya diperkirakan berjumlah 800 juta unit. Artinya, 16 kapal api raksasa bisa mengeluarkan sulfur setara dengan polusi bahan sulfur yang dikeluarkan armada mobil di seluruh dunia.
Pencemaran udara dapat dikatakan sebagai kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak property atau keadaana dimana masuknya zat-zat beracun ke dalam atmosfer yang sangat merugikan dan berbahaya bagi kehidupan manusia atau hewan, merusak harta milik dan tanaman.

apabila batas bumi dilampaui maka munculah fenomena inversi suhu. Udara bermuatan asap yang bergerak naik juga bisa terhenti karena adanya “katub” atau lapisan inversi yang memiliki suhu lebih tinggi. Lapisan inversi terjadi karena udara panas berada di atas udara dingin dan membentuk kabut yang akhirnya bercampur dengan asap. Apabila lapisan inversi tipis, asap masih dapat menembus dan terus bergerak naik. Seperti halnya ketinggian lapisan pembauran, di mana suhu dan tekanan udara yang bergerak telah lama dengan udara di sekelilingnya, ketinggian lapisan inversi juga sangat menentukan kualitas kabut-asap di udara.
Kondisi udara pada umumnya mengalami turbulensi karena adanya gerakan-gerakan udara (angin), namun pada saatnya terjadi pula stabilitas atmosfer. Udara dalam kondisi stabil akan mengakibatkan stagnasi dan akumulasi asap apabila terjadi kebakaran, apalagi kebakaran bahan-bahan organis yang masih agak basah seperti halnya biomassa yang berasal dari hutan, kebun, atau usaha budidaya pertanian lainnya. Massa udara yang mengandung kabut-asap akan tetap terkumpul dekat permukaan bumi dan tidak dapat bergerak lebih tinggi karena tidak terjadi gerakan udara vertikal. 
Sebaliknya, udara yang bergerak ke atas saat terjadi turbulensi dalam keadaan atmosfer tidak stabil akan dapat membawa dan menyebarkan asap ke udara bebas. Gejala ini sering ditandai dengan adanya awan kumulus. Secara vertikal, kabut dapat dibedakan dari awan, yang juga merupakan akumulasi uap air di udara, karena posisinya yang lebih dekat dengan permukaan bumi.Tingkat polusi gas rumah kaca yang tinggi di suatu kawasan dapat mengganggu suhu di lapisan atmosfer hingga menimbulkan fenomena inversi, yaitu terjadinya kenaikan suhu di lapisan atmosfer atas karena penumpukan gasrumah kaca(GRK) tersebut,terutama CO2. Lapisan inversi dalam lingkungan atmosfer yang tercemar biasanya terjadi pada sore hingga malam hari.

Namun, pada pagi hingga siang hari, dengan adanya penyinaran matahari yang menyebabkan penguapan air, maka konsentrasi gas rumah kaca akan berkurang hingga inversi hilang. Inversi bisa muncul kembali setiap hari bila pola pencemaran terus berlanjut dan kondisi cuaca secara umum mendukungnya

Contoh dari pencemaran udara antara lain terdapat di cekungan Los Angles, di daerah sini dispersi vertical pencemar dibatasi oleh lapisan inversi dispersi lateral dibatasi oleh gunung-gunung tinggi ke arah utara dan timur. Contoh lain didaerah lembah meuse Belgia tahun 19930 dan di Sonora Pensylvania tahun 1948 serta London tahun 1952. Dari contoh daerah-daerah diatas pencemaran udara disebabkan oleh asap belerang dioksida fluor dan bahan bahan yang lain. Besar skala pencemaran udara disebabkan oleh factor-faktor antara lain :
1. FAKTOR ANGIN, factor ini menyebabkan seberapa luaskan dan seberapa cepat pencemaran ini menyebar ke dalam lingkunganan. Angin yang bergolak kuat menyebabkan konsentrasi pencemar menjadi encer, sedangkan angin reda bergolaknya lemah menyebabkan konsentrasi pencemar menjadi pekat.
2. TINGGI CAMPURAN, gaya apung termal menetukan ketebalan lapisan campuran konvektif. Jika suatu paket udara dipanasi oleh radiasi matahari pada permukaan bumi, maka suhunya lebih panas dari lingkungan .
3. STABILITAS ATMOSFER, untuk kebutuhan penelitian dan rekayasa dapat dikatakan dengan pengamatan meteorology permukaan.
4. JENIS KEPULAN ASAP
5. JENIS SUMBER PENCEMAR
6. GRADIEN SUHU VERTIKAL, inversi berbahaya menurut LEBEDENSKY adalah jika, inversi suhu permukaan sekurang-kurangnya 300 meter, yang kedua apabila inversi suhu atas dengan ketinggian tidak lebih dari 1.000 meter.
7. TINGGI CAMPURAN
8. CURAH HUJAN
9. KABUT
10. RADIASI MATAHARI, parameter ini digunakan sebagai pembanding radiasi didaerah yang tercemar dan di daerah yang bersih
Thermal inversion (=pembalikan suhu) merupakan masalah khusus bagi kotakota dengan iklim panas dan dingin. Dalam keadaan penyebaran normal, gas-gas pencemar yang panas akan timbul disaat mereka datang dan kontak dengan masa udara yang dingin, pada ketinggian yang lebih tinggi.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code