Sabtu, 14 Januari 2012

kakek, cepatlah sembuh... temani franz wisuda nanti...

Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).

alhamdulillah saat ini saya tengah melakukan revisi (perbaikan) skripsi, yang juga berarti saya telah melewati sidang skripsi yang menegangkan bersama kedua pembimbing (Dr.dr.Mgs.Irsan Saleh, M.Biomed dan Ibu Sri Nita, S.Si, M.Si) dan penguji (Prof. dr. Eddy Mart Salim, SpPD-KAI). Sidang yang cukup untuk menciptakan kelainan hemodinamik akut bagi saya, bagaimana tidak.. penguji saya professor-konsulen alergi imunologi dan bahasan skripsi saya adalah tentang respon berlebihan dari respon imun (sitokin) terhadap infeksi (beliau tentu orang paling ahli seFK tentang masalah sistem imun =__="). Sebelum sidang saya sangat gelisah (tentunya,hehe), sembari menunggu Dr. Irsan dan Prof Eddy selesai rapat pendirian S3 saya menemui pembimbing II, kepadanyalah saya menceritakan betapa deg-degannya saya. akhirnya, Prof Eddy dan Dr. Irsan keluar dari ruang rapat dan bertemu dengan saya dan bu Sri Nita. Lalu saya memandu menuju ruang sidang yang rasanya bagai ruang pengadilan. hehe..

Sebelum sampai ruang sidang, saya sudah ditanya loh ama Prof.nya.... ada yang mau nebak nanya apa?hehehe.... Beliau bertanya, "berapa kilo berat badan kamu turun?? perasaan pas sidang proposal ga sekurus ini?" Jleeeebb.... hehhe. mau dikata apa,,, "inilah nasib mahasiswa tingkat akhir ucapku dalam hati", memang pengaruh jadwal kuliah yang sangat padat dan kami tetap harus mengerjakan skripsi menjadi kendala berarti bagi kami. Setelah sampai ruang sidang, semua berjalan, alhamdulillah lancar. walaupun ada beberapa pertanyaan kejutan keluar (untung Allah memudahkan lisan ini untuk berbicara dengan baik, hati tetap yakin diberi sesuai pilihan Allah, dan otak dapat berpikir jernih), untung bisa dijawab.. 

Alhamdulillah pula hasil penelitian dan pembahasan serta keseluruhan skripsi saya diterima. Setelah itu diumumkan bahwa skripsi ini dapat predikat *...* (Alhamdulillah) dengan nilai *...*. Serasa salah dengar, tapi ga masalah lah yang penting *...*. setelah saya intip2, ternyata nilai terbesar yang saya dapat berasal dari Prof. Eddy, lalu diikuti Pembimbing yang memberi nilai dengan skor sama.Waw.. sebuah kehormatan bagi saya. Terima kasih kepada para pembimbing dan penguji. Masukan yang diberikan sangat membantu perbaikan skripsi saya.  

Akhirnya, sy pulang dengan wajah sumringah... nelf ayah dirumah dan mengabarkan hasil skripsi, bahagia sekali rasanya ketika ortu tersenyum. Kebetulan saya memang belum meberi tahu mama, sekalian saja setelah jam 6 sore. Mama sekarang lagi di Jakarta, menemani nenek menjaga kakek saya yang lagi sakit di RS. Jantung Nasional Harapan Kita, jam besuk kakek hanya jam 5-6 sore, jadi mengabarkan sekaligus menanyakan kabar kakek saya.

Jam 6 berlalu, saya mencoba menghubungi mama, mama menanyakan bagaimana skripsi saya, lalu saya jawab. Alhamdulillah mama gembira, tapi saya tertegun akan ucapan mama, mama berkata ma saya, "iya bang, mama kemaren puasa dan berdoa agar abang lancar ujiannya". Betapa besar kasihmu bundaku tersayang... ga mungkin saya bilang perasaan ini kepada mama, sebagai anak cowo mungkin inilah kelemahan saya, hehhe, stay cool-saya mau jadi orang dewasa bagi mama. Tapi kata-kata mama buat hati ini selalu bersyukur punya orangtua seperti beliau.

lanjutnya, kebahagiaan skripsi pun tak dilanjutkan, berganti menjadi cerita kakek. Kakek saya saat ini dalam perawatan post-operasi jantung dengan operasi 2 katup dan 3 titik aterosklerosis (by pass). Operasi berlangsung dari jam setengah 9 pagi- 6 sore. Dalam proses operasi, ternyata Tuhan punya rencana lain, ada kendala, jantung kakek berhenti selama 3 menit. 30 November sejak saat itu hingga sekarang, kakek masih dalam keadaan sehat secara jasmani kasat mata-tetapi seperti motorik sepertinya terganggu akibat efek henti jantung saat operasi. Kakek belum dapat dikatakan sadar, yang ada hanya tubuh tentaranya yang masih gagah terpasang peralatan ICU, mata kakek kadang terbuka tetapi menatap kosong-terlihat sangat berat, dan telah 1,5 bulan kami tak dengar suara khasnya. Alat bantu pernafasan beberapa hari lalu dilepas agar kakek belajar bernafas, kasihan kata mama, kakek terlihat sesak, mulutnya dimajukan, dan tak jarang ada kernyitan tanda sakit. Kalau sudah begitu, mama selalu mengajak berbicara (entah kakek mendengar atau tidak, tapi saya rasa dengar), "yah, pelan-pelan nafasnya, pelan-pelan", dan nafas kakek pun berangsur melambat lagi. Sedih.. saya tak tahu mau ngomong apa lagi. Membayangkan kakek saja saya tak sanggup, apalagi perasaan mama yang ada disana. sebelum telf berakhir, Mama bilang "kemaren mama ngasih tau kakek, mama bilang kalau abang mau ujian skripsi, mohon do'anya kek, abang juga bentar lagi wisuda,mau tamat kuliahnya dipalembang, kakek sembuhlah, bangun, biar datang ke wisuda abang franz".

tak kuat... sambil mengetik tulisan inipun, hanya air mata yang menemani...
teringat dulu, sebelum saya masuk kuliah di kedokteran, ayah saya bilang, nanti kalau kamu wisuda S1nya biar kakek ama nenek aja yang datang.pas wisuda dokter baru ayah ma mama datang. biar kakek ma nenek senang, sekalian jalan-jalan ke palembang. saya sebagai cucu pertama dari keluarga kakek nenek memang paling banyak dapat kasih sayang beliau, biaya kuliah kadangan dibantu sama beliau, kalau pulang uang jajan pasti banyak dikasih, bahkan pergi acara ISMKIpun kadangan kakek nenek juga ngebiayain.

kek, cepatlah sembuh... temani franz wisuda nanti...


mohon do'a kawan-kawan untuk kesembuhan kakek saya yang sangat saya sayangi.... makasih kawan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code