Minggu, 25 September 2011

TINTA EMAS ISMKI DALAM PERJALANAN PANJANG

TINTA EMAS ISMKI DALAM PERJALANAN PANJANG
20 september 1981 adalah babak baru bagi sejarah dunia Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Kenapa dikatakan babak baru, kerana pada saat itu telah lahir embrio unggul yang kelak di kemudian hari akan menjadi ujung tombak (avant garde) masyarakat Indonesia di dalam memperjuangkan dunia kesehatan di negeri ini. ISMKI yang lahir pada tanggal 20 september 1981 merupakan perkumpulan badan-badan eksekutif kampus (red,Miniatur Negara) yang bersifat independen. Independensi ISMKI teramu dalam sebuah sikap yang baik antar sesama, pemikiran yang inklusif, dan fokus terhadap misi suci perjuangan sehingga ISMKI tidak mudah tunduk terhadap kepentingan-kepentingan pihak manapun.  Rumah besar ISMKI adalah milik seluruh masyarakat kedokteran Indonesia dan bukan semata milik mereka yang kebetulan di amanahkan sebagai pengurus ISMKI/BEM/PEMA/DLM.

Kelahiran ISMKI awal mulanya tidak terlepas dari sebuah diskusi-diskusi ringan anak zaman (red,Biran Afandi,Azrul Azwar,Hariman Siregar,Syafrii Gurici,dll) yang dilakukan di kantor senat, kantin kampus, warung kopi emperan jalan, dan bahkan kamar mayat/ruang praktikum  sekalipun. Secara garis besar diskusi tersebut membahas tentang kondisi kekinian (red,era tahun 60-an) khususnya system kesehatan yang belum berdampak langsung bagi masyarakat Indonesia dan secara kongkret system kesehatan yang berjalan pada saat itu terkesan berjalan di tempat (red,status quo=hidup segan matipun tak mau). Menyadari akan kondisi yang tidak dinamis (red,statis) tersebut dan berangkat dari sesaknya dada oleh karena tidak adanya mangkok aspirasi. Maka para pemuda yang telah tercatat dalam sejarah pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia seperti Biran Afandi, Azrul Azwar, Hariman Siregar, Syafrii Gurici dan masih banyak lagi  yang belum tercatat dalam buku sejarah pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia pada era 1969-an karena keterbatasan mendapatkan informasi, insyaallah tidak sebaliknya dengan catatan yang dimiliki oleh Tuhan terhadap mereka para perintis yang hingga hari ini mungkin belum diketahui siapa-siapa saja yang berperan mempersatukan mahasiswa kedokteran Indonesia dari sabang sampai merauke, akan tetapi saya berkeyakinan bahwa suatu saat nanti akan terpampang dengan jelas wajah-wajah mereka ditempat yang Tuhan telah atur,amiin.

Deklarasi Cimacan tahun 1969 adalah deklarasi para mahasiswa kedokteran Indonesia yang bersepakat untuk bersatu/mengikatkan diri dalam wadah keluarga besar Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI).  Dengan lahirnya IMKI ketika itu menjadi warna baru di dunia mahasiswa kedokteran Indonesia. Seiring waktu berjalan sejarah pun kembali terulang di dunia mahasiswa kedokteran Indonesia yaitu statisnya kondisi dinamika perpolitikan negeri yang sedang carut marut (red,Pemberlakuan Konsep NKK BKK), maka para anggota-anggota IMKI bersepakat untuk mengganti baju baru yang tentunya baju baru tersebut lebih berkwalitas dalam hal bahan pokoknya dan baju baru tersebut hingga hari ini kita kenal dengan sebutan ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia). ISMKI di deklarasikan di Makassar tepatnya pada tanggal 20 september 1981 yang pada saat itu juga langit-langit sedang terang benderang dan dipercantik oleh awan biru yang terkesan mengisaratkan bahwa organisasi ISMKI kelak dikemudian hari akan terus membesar (expanding) dan bermanfaat bagi masyarakat kedokteran indonesia khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Syukur Alhamdulillah informasi terakhir yang saya dapatkan dari saudara Fazah (red,Sekjen ISMKI periode 2010-2011) bahwa saat ini anggota penuh ISMKI berjumlah sekitar 64 institusi dan 8 institusi yang masih menunggu (anggota persiapan) di seluruh Indonesia. Angka yang cukup fantastis dalam kurun waktu 30 tahun lamanya yaitu sejak 1981-2011, ISMKI dapat mengepakan sayapnya dari Sabang-Merauke. Dengan semakin gemuknya  jumlah anggota penuh atau institusi BEM FK yang bergabung ke dalam ISMKI membuktikan bahwa strategi dan taktik (stratak) para founding fathers ISMKI ketika saat itu sangat tepat dalam mengambil keputusan/kebijakan  strategis menyangkut ISMKI di masa akan datang dan juga sekaligus menunjukan para founding fathers ISMKI saat itu adalah kumpulan mahasiswa kedokteran yang sangat berkwalitas karena bisa membaca masa depan (visioner) bahwa ISMKI kelak akan mengakar di seluruh bumi nusantara tercinta ini. Dengan semakin banyaknya anggota penuh ISMKI hingga hari ini secara tidak langsung juga menunjukan bahwa ISMKI hari ini mempunyai banyak stok sumber daya manusia yang mumpuni untuk membangun dunia kesehatan khususnya dan Indonesia umumnya. Stok sumber daya manusia sangat lebih berharga dibandingkan stok sumber daya alam. Karena kalau stok sumber daya alam akan habis seiring waktu berjalan dan kalau stok sumber daya manusia tidak akan pernah habis dan bahkan akan terus bertambah. ISMKI harus menjadi garda depan (avant garde) bangsa di bidang kesehatan khususnya karena ISMKI masyarakatnya adalah spesialisasi mahasiswa kedokteran saja dan ISMKI merupakan representative dari mahasiswa-mahasiwa kedokteran yang notabene berkwalitas/unggul bukan hanya pada ranah Intelektualitas (IQ) saja, tetapi juga memiliki ranah kecerdasan yang majemuk (Multiple Intelegence) seperti emotional intelligence, spiritual intelligence dll.

Guna menjaga kestabilan ISMKI menjadi organisasi yang berkwalitas, bermanfaat dan bank solusi atas problematika kesehatan di negeri ini maka dari itu ISMKI harus mempunyai manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu sendiri bukan hanya terfokus pada  rapihnya administrasi, dokumentasi dan pelaksanaan program-program kerja semata seperti kebanyakan organisasi-organisasi lainnya. ISMKI bukan mesin ritualitas yang dari tahun ke tahun para pengurus hanya sekedar menunaikan kewajibannya sebagai pengurus (red,PHN&PHW) untuk melaksananakan proker (program kerja) dan ISMKI juga bukan kumpulan jamaah ekslusif yang hanya berani bermain (social of control) di ranah kesehatan saja. Gerakan-gerakan ISMKI harus jelas sesuai mission sacre nya yang tertuang di dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) ismki yaitu pasal 9 Tujuan ISMKI : (1) Terbinanya mahasiswa kedokteran sebagai Insan Akademis menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia, (3) Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki integritas dan idealis yang tinggi sebagai penerus perjuangan bangsa dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

Mission ISMKI yang tertuang di dalam sebuah kitab/konstitusi ISMKI harus dipahami dan diserap dalam-dalam oleh setiap kader ISMKI (red,PHN,PHW,BEMFK,DEMA) guna di dalam melaksanakan amanah keorganisasian dapat selaras sesuai misi nya sehingga targetan-targetan yang ingin dicapai dapat terwujud mendekati kesempurnaan. ISMKI adalah sebuah Kawah Candradimuka yang dimana seperti dalam sebuah cerita legenda. Kawah Candradimuka adalah sebuah kawah panas di Gunung Jamurdipa dimana Tutuka (nama kecil Gatot Kaca) diceburkan ke dalam kawah tersebut yang tergetannnya adalah Tutuka kecil kelak nanti akan menjadi kesatria kuat yang dapat melawan raksasa jahat bernama Patih Sekipu yang sering berbuat keonaran di negeri kayangan. Selepas dari tempaan nya di kawah Candradimuka, Tutuka kecil yang dulunya bertubuh kecil pendek dan sekilas terlihat lemah mendadak jadi kesatria kuat yang dapat mengalahkan Patih Sekipu dengan begitu mudahnya dan Tutuka kecil itupun berubah namanya menjadi Gatot Kaca. Gatot Kaca adalah hasil akhir dari penempaan Tutuka kecil di kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa yang konon dalam cerita legendanya kawah tersebut sangat terpanas di dunia. Kembali ke organisasi ISMKI, ISMKI adalah wadah proses yang tak ubahnya seperti kawah Candradimuka. Dimana di kawah Candradimuka nya ISMKI, mahasiswa kedokteran akan ditempa menjadi kader-kader unggul yang kelak akan berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia khususnya dan bahkan tidak menutup kemungkinan juga akan berguna bagi masyarakat dunia dikemudian hari nya (amin). Inti sari ISMKI ibarat sebuah kawah Candradimuka mahasiswa kedokteran Indonesia adalah proses.

Proses adalah hal yang terpenting di dalam dunia kemahasiswaan. Dengan berproses para mahasiswa-mahasiswa kedokteran Indonesia yang mungkin sebelumnya masih lugu (seperti Tutuka dalam cerita Gatot Kaca) atau mengenal dunia kedokteran hanya sebatas pendidikan formal di kelas saja atau kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) dan juga terkesan hanya menjadi shaleh untuk diri sendirinya saja (privatisasi intelektual) harapannya setelah berproses dapat berubah 1800 menjadi kader spiritual, intelektual dan professional yang mana keshalehan nya tersebut berdampak bagi lingkungan sekitar (rahmad bagi seluruh alam). Mengutip kalimat Prof.Dr.Ken Sutanto seorang putra Indonesia yang meraih gelar Profesor dan 4 (empat) gelar Doktoral di Jepang bahwa “hal yang substansial di dalam mengenyam bangku perkuliahan adalah bukan angka-angka atau nilai-nilai yang bagus semata,akan tetapi yang substansial adalah proses sewaktu masih menjadi mahasiswa di kampus ”. Berangkat dari ISMKI adalah sebuah kampus proses bagi mahasiswa kedokteran Indonesia guna menjadikan mereka (red,mahasiswa kedokteran) kader-kader unggul yang dapat bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak oleh karena itu di dalam moment yang sangat penting yaitu Hari Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang jatuh pada hari selasa tanggal 20 September 2011 dan akan dilaksanakan perayaannya pada hari Minggu, tanggal 25 September 2011 bertempat di Fakultas Kedokteran Yarsi Jakarta Pusat.
Hendaknya moment ini benar-benar dimanfaatkan untuk  berkontemplasi,evaluasi dan proyeksi oleh seluruh masyarakat kedokteran Indonesia tanpa terkecuali. Karena proyek besar keumatan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab para pengurus ISMKI di periode ini saja akan tetapi juga menjadi tanggung jawab para pengurus ISMKI/BEM di periode sebelumnya yang telah demisioner. Tujuan ISMKI tidak akan tercapai sesuai targetan konstitusi bilamana pengurus (red,PHN/PHW/BEM/DEMA), mahasiswa kedokteran, dan mantan pengurus tidak bersatu untuk saling bahu membahu mewujudkan mimpi peradaban emas dunia kedokteran Indonesia di bumi nusantara khususnya dan dunia internasional pada umumnya. Sehingga Indonesia akan menjadi contoh, tauladan, dan bahkan rujukan dunia internasional dalam hal keberhasilannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan juga berhasil dalam mengembangkan melahirkan dokter-dokter yang Spiritual, Intelek dan Profesional yang menguasai kecerdasan majemuk (Multiple Intelegence). Tentu semua ini bukan pekerjaan yang mudah dan juga bukan pekerjaan yang sulit. Seperti teori  Napoleon Hill tentang kelompok Master Mind, bahwa “pekerjaan yang sulit sekalipun akan terasa lebih ringan bila dikerjakan oleh 2,3 atau lebih…” .  Di genap usia ISMKI yang ke-30 tahun ini, adalah usia produktif dimana bila di ibaratkan seorang manusia, manusia tersebut sudah cukup mapan dalam memenuhi kebutuhan primer-skunder nya, dan matang dalam hal pemikiran yang  rasionalitas objektif.

Di moment Hari Mahasiswa Kedokteran Indonesia (HMKI) ke-30 tahun yang jatuh pada hari selasa tanggal 20 September 2011 dan dengan akan diselenggarakan nya perayaan kegiatan IMMUNITY (Integrity of Medical Community and Indonesian Youth) sebagai rangkaian acara memperingati HMKI ke-30 tahun yang akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 25 September 2011 bertempat di Auditorium Fakultas Kedokteran YARSI Jakarta Pusat. Saya ingin merekomendasikan beberapa point pemikiran untuk organisasi yang pernah banyak mengajarkan saya tentang sebuah nilai-nilai perjuangan mahasiswa kedokteran yang sedikit banyaknya merubah pola pikir (mindset) saya terhadap dunia kedokteran yang sebenarnya dan banyak mengenalkan saya juga tentang persaudaraan sesama mahasiswa kedokteran indonesia dari sabang-merauke (red,ISMKI Connection). ISMKI dimata saya adalah kampus proses yang tidak akan pernah didapatkan di bangku kuliah formalitas semata dan akan di dapatkan di sebuah wadah organisasi kemahasiswaan yang dimana menurut saya mereka adalah sekumpulan orang-orang yang berani bunuh diri (membagi waktu pribadinya untuk kepentingan orang banyak). Kenangan yang tidak akan pernah terlupakan di kampus proses tersebut adalah saya mengenal teori manajemen yang saya tidak pernah dapatkan di bangku perkuliahan formalitas yaitu teori : “manajemen tukang bakso”. Manajemen Tukang Bakso atau bahasa kerennya adalah one man show, dapat dipastikan akan dirasakan oleh mereka yang pernah menjadi anggota organisasi. Manajemen Tukang Bakso atau One Man Show disini adalah sebuah keadaan statis dimana pada saat kita akan melaksanakan sebuah program kerja pembagian tugas tanggung jawab kepanitiaan tiba-tiba tidak berjalan sesuai rencana sehingga tugas-tugas kepanitiaan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab (red,orang lain) kita dengan secara terpaksa harus kita ambil alih (red,rangkap jabatan).
Gambaran seperti ini sangat erat dengan penjual bakso yang mana biasanya si penjual  tersebut menuangkan bakso,kuah,saos,daun seledri,dan bawang goreng nya semua sendirian dan diakhir nya bakso tersebut yang memakan adalah orang lain (pembeli) bukan si tukang bakso. Di dalam dinamika organisasi suatu saat hal ini akan terjadi dan ini adalah sebuah fenomena yang tidak asing lagi bagi mereka yang pernah mencicipi menjadi anggota di kampus proses (red,organisasi).

Mengingat semakin membesarnya organisasi ini dengan jumlah anggota penuh yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, secara tidak langsung ISMKI mempunyai banyak  Sumber Daya Manusia yang siap setiap saat dapat diberdayakan demi kepentingan orang banyak. Dibalik kesuksesan ISMKI dalam menstabilkan roda organisasi dari zaman ke zaman tentu tak luput juga adanya kebocoran-kebocoran pada dinding kapal ISMKI yang dapat menahan dan bahkan menenggelamkan kapal ISMKI di setiap saat. Beberapa poin rekomendasi saya untuk organisasi ISMKI adalah:

1. Revitalisasi Perkaderan ISMKI
    Perkaderan ISMKI adalah denyut jantung organisasi yang sangat penting, karena dengan perkaderan organisasi akan terus ada di setiap zaman. Perkaderan dikatakan denyut jantung organisasi karena dengan perkaderan jalan kehidupan (way of life) ISMKI akan terang dengan lahirnya pejuang kedokteran yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan yang selalu berusaha  melakukan transformasi watak dan kepribadian yang utuh, sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi pada kemampuan profesionalisme. Untuk itu maka dipandang perlu penyusunan kembali format perkaderan yang merupakan strategi besar (grand strategy) perjuangan ISMKI dalam menjawab tantangan organisasi yang berlaku dalam konteks zamannya.

    2.  Zona Pemetaan Gerakan ISMKI
    Terseoknya gerakan dan masifikasi gerakan ISMKI sebagai mitra kritis pembangunan kesehatan, dikarenakan ISMKI belum mampu mengorganisir basis nilai dan seluruh sumber daya yang ada. Basis nilai yang ada serta sumber daya ISMKI saat ini, harus bisa di obyektifikasikan dalam suatu kesadaran kritis terhadap berbagai kepincangan pembangunan multi sector. Sebab itu, dalam visi besar ini, ISMKI harus mempunyai suatu ide terkait pemetaan zona gerakan ISMKI yang menyebar di BEMFK-BEMFK seluruh Indonesia. Zona gerakan ISMKI ini bertujuan untuk melokalisir gerakan ISMKI sesuai dengan isu-isu spesifik di setiap BEM FK. Untuk pemetaan  zona gerakan itu maka membutuhkan suatu sistematisasi konsep sebagai berikut :
    • Setiap isu-isu spesifik, didorong secara massif oleh kebijakan ISMKI dalam bentuk gerakan semesta kepedulian secara nasional terhadap berbagai isu-isu kesehatan baik daerah dan nasional. Gerakan yang demikian bertujuan agar ISMKI mampu melahirkan kesadaran kolektif yang tidak lagi dibatasi oleh teritori, tembok ideology dan atas nama primordial sempit.
    • Untuk mendorong gerakan semesta ISMKI yang ditata dalam bentuk zona gerakan, maka setiap BEM FK mesti mampu mengidentifikasi dan menganalisa berbagai isu-isu spesifik. Isu tersebut dikaji secara internal dengan berbagai pemetaan masalah krusialnya yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat kedokteran khususnya dan masyarakat luar umumnya.
    • Target  dari pemetaan zona gerakan dan praksisnya adalah problem-problem kebijakan tersebut berakhir pada suatu keberpihakan  yang jelas terhadap masyarakat.
    3. Restrukturisasi Organisasi
      Paradigma organisasi modern saat ini, lebih menekankan pada aspek fungsional dan efesiensi. Dalam kaitannya dengan paradigm ini, maka ISMKI mesti menyadari bahwa, struktur organisasi yang ada dalam harus di-press seefesien nungkin dan mendorong manajemen fungsional secara massif dalam tata kelola organisasi. Di ISMKI saat ini terkesan memiliki struktur yang besar tapi minim fungsi. Dengan demikian, perlu adanya fokusan perhatian kembali terhadap struktur organisasi yang berpijak pada profesionalitas, efisiensi dan berkualitas.

      4. Manajemen Organisasi Berbasis IT
        Alfin Tofler dalam salah satu esainya pernah mengintrodusir bahwa, abad sekarang ini dikenal dengan abad digital. Konsekwensi dari abad digital itu, meniscayakan siklus informasi bergerak secara kinetic. Dalam istilah lain tofler, disebutnya sebagai “global kinetic”. Dalam kultur global yang sedemikian mekanik itu, kinerja manusia pun secara teknis dipaksakan sejalan dengan peradaban global yang kian cyberkinetic. Di tengah-tengah situasi kehidupan yang demikian, tata kelola organisasi sepertinya dipaksakan bekerja berdasarkan keharusan-keharusan global dimaksud. Karena dewasa ini, efisiensi dan kecepatan kerja menjadi tuntutan keharusan kehidupan yang kian kompetitif. ISMKI sebagai organisasi mahasiswa kedokteran yang bergerak dalam bidang edukasi, mestinya menyerap kecendrungan dunia profesionalisme yang sudah beranjak dari cara-cara manual menjadi lebih efisien dengan menggunakan manajemen berbasis IT. Lemahnya konsolidasi dalam berbagai hal, lebih disebabkan terlambatnya akses informasi dari ISMKI ke BEMFK/PEMA/LEM. Oleh sebab itu, paradigma tata kelola organisasi mesti dicari bentuknya yang terbaik. Salah satunya adalah melalui perangkat IT sebagai media pendukung kelancaran aktivitas organisasi kedepan.

        Di penghujung tinta pena, saya masih sangat optimis bahwa organisasi ISMKI kelak nanti akan menjadi laboratorium mahasiswa kedokteran yang dimana alumni-alumni yang pernah diproses ditempat ini akan menjadi garda depan (avant garde) bangsa yang siap bertarung dengan zaman. Mengutip kalimat RA Kartini yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang”, sepertinya tepat disematkan di organisasi ini. Pasca terbelah nya ISMKI pada tahun 2001 yang sempat membuat roda organisasi terkubang tak berdaya Hidup Segan Matipun Tak Mau, ISMKI kembali bangkit dari keterpurukan menjadi ISMKI baru yang lebih progressif, dinamis, kreatif, dan spiritualis dengan jumlah anggota penuh mencapai 64 dan 8 anggota persiapan (info: Sekjen ISMKI 2010-2011 di LKMMNAS 2011 Malang), maka ini pertanda ISMKI akan menjadi besar kembali dengan sumber daya manusia yang tangguh dan professional. Selamat Hari Mahasiwa Kedokteran Indonesia (HMKI) ke-30, semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi aktifitas organisasi ini dan membalas amalan mereka yang berani bunuh diri di organisasi ini dengan keringat dan darahnya demi umat dan bangsa.

        -MIEL-Muhammad Iqbal El Mubarak 
        Kord. Komisi Kebijakan/ Kajian Strategis ISMKI 2005-2007

        0 komentar:

        Posting Komentar

        Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

         
        Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code