Senin, 28 November 2011

Laporan Pertanggung Jawaban KASTRAT Nasional ISMKI 2011


I.            PENDAHULUAN

Kastrat adalah bidang yang unik di ISMKI, hasil kontribusi kerapkali berbentuk abstrak dan sulit ditentukan tingkat signifikansi korelasi dan nilai regresi antara gerakan dan hasil. Hal ini menuntut Kastrat bergerak adaptif  dengan menititikberatkan pada dinamika internal, kontinuitas gerakan, follow up, serta evaluasi dari setiap kontribusi. Sehingga hasil gerakan tetap terasa dan terlihat lebih nyata. Oleh karena itu, diawal kepengurusan telah dibentuk “panduan kontribusi”. PHN kastrat lebih suka menamakan semua hal yang dilakukan setahun belakangan sebagai panduan kontribusi, bukan sebagai program kerja. Panduan inilah yang menjadi koridor agar kastratnas tetap fokus.

Dengan penuh kesadaran, satu tahun telah dilalui bersama dalam kepengurusan generasi mandiri. Dalam kesempatan ini, kami PHN Kastrat ISMKI 2011 mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan berkahNya satu tahun kepengurusan di bidang Kajian Strategis Nasional (KastratNas) dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban PHN kastrat selaku organ Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) kepada seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia. Disini akan dipaparkan apa saja focus kastrat setahun belakangan, realisasi pergerakan-kontribusi kastrat tahun 2011, analisis internal/eksternal, evaluasi, dan rekomendasi. Sehingga LPJ ini dapat digunakan tak hanya sebagai penutup kepengurusan, tetapi menjadi pembuka wawasan dan landasan perbaikan kepengurusan kastratnas selanjutnya.

II.         KONDISI OBJECTIVE INTERNAL / EKSTERNAL ( SWOT)
STRENGTH
·      Baik anggota maupun coordinator bidang (korbid) dipilih dari institusi-institusi yang berasal dari 4 wilayah yang direpresentasikan dalam ISMKI.
·  Setiap anggota KastratNas merupakan anggota yang terpilih melalui proses seleksi dan rekomendasi dari tingkat institusi.
·      Program kerja yang ada dibagi secara merata dan setiap anggota menjadi penanggung jawab (PJ) terhadap satu proker.
·    Terdapat inisiasi dari korbid yang tinggi untuk berkomunikasi lewat internet untuk kajian dan rapat.
·        Jumlah SDM aktif (6 orang) cukup untuk menjalankan amanah sebagai PHN bidang kastrat
·        Kualitas SDM yang memadai      
·        Kekeluargaan yang erat dalam Bidang Kastrat   
·       Tidak adanya konflik antar anggota                                
     
WEAKNESS
·      Beberapa anggota KastratNas banyak merupakan mahasiswa yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan dalam institusinya, beberapa juga merupakan mahasiswa yang sudah di klinik sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk berkontribusi kepada panduan kontribusi ataupun ikut kajian dan rapat.
·      Hanya ada satu jumlah anggota aktif yang berada di Jakarta sehingga banyak acara dan urusan di Jakarta yang tidak dapat dihadiri atau diurus langsung.
·   Terkait dengan kesibukan beberapa anggotanya, tidak semua dapat melaksanakan panduan kontribusi sehingga beban kerjanya kemudian dialihkan ke anggota-anggota lain.
·     Beberapa anggota berdomisili jauh dari institusi yang menjadi tender acara-acara ISMKI sehingga tidak bisa hadir.
·  Tidak sempatnya team building untuk membangun kekeluargaan antar anggota di luar menjalankan proker. Hal ini mungkin dampak tidak langsung kurangnya direct meeting khusus team building        
·       Belum meratanya kemampuan PHN dalam menulis.       
OPPORTUNITY
·     Banyak isu-isu yang terkait bidang kesehatan muncul dalam kepengurusan ini sehingga banyak bahan untuk dikaji.
·   Sarana komunikasi lewat internet dapat diakses dengan baik bagi semua anggota sehingga walaupun tidak bertatap muka kajian dan rapat tetap berjalan.
·       Hubungan yang intense dengan bidang lain (mis. Humas, KIK, PM)
·       Hubungan baik dengan stakeholder
THREAT
·     Perbedaan Jadwal ujian beserta akademik ataupun kendala finansial yang kemudian menjadikan sulitnya anggota-anggota dalam satu departemen untuk bertemu langsung baik untuk  team building ataupun terlibat dalam acara-acara ISMKI.
·       Jaringandan internet dan media komunikasi yang kurang lancar.

III.      KONSEP KERJA
Panduan kontribusi sudah ditetapkan sejak awal dengan mengacu kepada proker kepengurusan lalu sehingga terdiri dari panduan kontribusi annual dan yang ditambahkan menyesuaikan dengan kemunculan isu di kepengurusan ini. Umumnya karena sulit bagi anggota lain untuk membantu selain melalui kajian, PJ adalah orang yang melaksanakan proker tersebut dari awal hingga akhir. Keterlaksanaan proker banyak bergantung oleh komitmen dan availibilitas anggotanya.

Secara umum konsep kontribusi kastrat generasi mandiri terdiri dari tiga pilar. Yang pertama adalah kastratisasi melalui sekolah kastrat, kedua adalah penguatan kajian sebagai basis gerakan sentral dengan forum mahasiswa berbicara sebagai puncaknya, dan terakhir yaitu desentralisasi gerakan melalui sekolah kastrat. Dapat dikatakan bahwa tahun ini terjadi dualisme konsentrasi, disatu sisi PHN kastrat harus memapankan institusi agar terjadi gerakan kastrat ditingkat daerah, disisi lainnya PHN juga memiliki amanah lain terutama kajian, strategi, dan FMB. Dengan jumlah anggota aktif enam orang dan tugas yang berat, semua pilar tersebut telah di inisiasi dan dijalankan dengan semaksimal mungkin.

IV.      REALISASI
            1. Pengendalian Dampak Rokok terhadap kesehatan

Pernyataan sikap terkait RUU PDRTK: Hal ini sudah dilakukan ketika Mukernas ISMKI di purwokerto

TCT (tobacco controlling team) : Merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk fokus terhadap kontrol tembakau, baik dari segi aksi pengabdian kepada masyarakat dan pencerdasan dan menghindari adanya overlapping dari kastratnas dan PMnas. Realisasi jumlah anggota TCT berbeda dengan konsep diawal kepengurusan dengan pertimbangan efisiensi.

Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) : Merupakan rangkaian acara yang dilakukan oleh ISMKI (difasilitasi oleh lintas bidang dalam ISMKI seperti humas, PM, dan kastrat. kastrat dan PM terutama diwakili oleh TCT). Penjabaran kegiatan sebagaimana terlampir.

Pembuatan Buku Panduan Kampus Bebas Rokok: Belum terlaksana maksimal, dikarenakan pembuatan buku kini bekerjasama dengan BPN ISMKI belum berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan kendala finansial untuk mencetak buku, prioritas lain yang dimiliki BPN ISMKI, serta kepengurusan BPN baru dilantik ketika diskusi ini berjalan. Hal ini diperparah dengan sulitnya meminta partisipasi aktif institusi yang kampusnya sudah bebas rokok untuk membuat ulasan mengenai sejarah terwujudnya keadaan “kampus bebas rokok” di institusi mereka.

2.  KASTRATISASI dan OPTIMALISASI FUNGSI KASTRAT
Merupakan upaya untuk mengoptimalkan “FUNGSI” “kastrat” di masing-masing Institusi. Bukan berarti institusi (BEM) yang belum punya kastrat tidak bisa melakukan fungsi ini, tapi alangkah baiknya ada kastrat untuk fokus kerjanya (karena target kita ingin ada peningkatan kualitas dan kuantitas kastrat secara nasional). Dan kastratisasi adalalah wadah sharing yang pas untuk hal ini:
a. Untuk mekanisme Kastratisasi, berdasarkan hasil mukernas ini diserahkan kepada masing2 wilayah , terkait kemampuan wilayah dalam melaksanakan, perbedaan kultur +geografis, sinergisasi gerakan institusi-wilayah-nasional, serta kemampuan wilayah untuk menyentuh institusi secara langsung .
b. Sekolah Kastrat
Sekolah kastrat telah dilaksanakan di semua wilayah. Sekolah kastrat wilayah 1 dilaksanakan di FK Unsyah (aceh), sekolah kastrat wilayah 3 di FK UNS, dan sekolah kastrat wilayah 4 di FK Unhas. Di wilayah 2 sempat terjadi permasalahan dalam melaksanakan sekolah kastrat dikarenakan institusi pemegang tender sebelumnya mendapat kendala dalam penyelenggaraan, sehingga digantikan oleh institusi lain yaitu FK UKM. Di wilayah lain, sekolah kastrat masih digabung dengan pelaksanaan LKMM sehingga masih sangat minim alokasi waktu untuk memberikan dan menyatukan pemahaman tentang kastrat beserta fungsinya.

3. KAJIAN
Untuk isu dan kajian akan dibedakan menjadi 2 hal
a. Isu bersama: Sistem Jaminan Sosial Nasional
Sudah terlaksana cukup baik sehingga dapat dibukukan. Dengan begitu buku hasil kajian Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat disebar ke setiap institusi ketika munas di FK UMJ.
          
b. Isu Berkala/ Isu Rutin
Tidak berjalan maksimal, hanya isu RUU PDRTK. Hal ini disebabkan focus kajian dititikberatkan kepada isu SJSN dan BPJS. Mengingat urgensi isu ini sangat besar (keputusan tentang RUU BPJS adalah pada bulan juli 2011, akan tetapi mendapat amanat presiden diundur menjadi bulan oktober 2011).

4. AUDIENSI
Audiensi isu RUU PDRTK ke Komisi IX DPR dengan targetan:
a. Mengevaluasi RUU pengendalian dampak rokok terhadap kesehatan,
b. menolak adanya intervensi dari produsen rokok dalam dengar pendapan dan penyusunan RUU.
c. Apabila ternyata DPR RI menyambut positif surat dari produsen rokok. Targetan ditambah menjadi penundaan / penghentian sementara pembahasan RUU ini.
Walaupun pada akhirnya RUU PDRTK diendapkan oleh DPR, sempat terjadi pembahasan lintas ioms untuk mengangkat kembali isu ini. Terkait kelanjutan pembahasan untuk mengangkat isu ini kepermukaan akan diserahkan kepada kepengurusan selanjutnya.


5. PUBLIKASI
a. Menyampaikan hasil2 kegiatan dan semua hal yang berbau kastrat ke mahasiswa melalui facebook, email, dan blog pribadi. Contoh: Hasil Audiensi, Rangkuman NM, Pengantar Kajian, Publikasi FMB, dan Kajian.
b. Bekerjasama dengan spectrum BPN ISMKI. Dalam satu tahun kepengurusan dipublikasikan 2 tulisan yaitu hasil Audiensi RUU PDRTK ke komisi IX dan Sistem Jaminan Sosial Nasional.

6. FOLLOW UP TIM FMB-INTENSHIP
Setelah FMB-Internship di Unair, dibentuklah sebuah tim yang fungsinya khusus mangkaji permasalahan internship. Yang jadi permasalahan adalah tim ini dimotori oleh mahasiswa angkatan 2006 yang tercatat memiliki kesibukan sebagai dokter muda. Praktis, banyak kesulitan untuk diajak berkomunikasi apalagi mengadakan net meeting rutin. Alhasil follow up hasil FMB Internship pun tidak berjalan semestinya.

7. KOORDINATOR ISU
Koordinator isu tercipta karena PHN sadari bahwa permasalahan kesehatan di Indonesia masih banyak yang perlu kita bantu solusinya melalui “jiwa mahasiswa”, sedangkan kastratnas hanya 9 orang (aktif 6 orang) dan waktu 1 tahun merupakan waktu yang sedikit, disamping itu kastrat punya prioritas kontribus yang lebih penting dan cukup menyita konsentrasi.  Oleh karena itu PHN memohon bantuan institusi untuk membantu mengkaji, akan tetapi belum berjalan maksimal. 

Institusi yang mengirimkan hasil kajiannya hanya FK-UMJ. Hasil kajian ini tidak sempat ditindaklanjuti karena memiliki beberapa kekurangan. Akan tetapi apresiasi yang tinggi PHN kastrat sampaikan kepada FK UMJ, mengingat institusi lain tidak mengirim hasil kajinnya meskipun sudah di-follow up olehkastratnas. Setelah Rakornas 2011 follow up yang dilakukan berkurang karena Kastratnas fokus ke FMB 2011. 

8. BUKU PUTIH KASTRAT ISMKI 
Penulisan buku ini diinisiasi oleh kastrat ISMKI 2011 dan akan wariskan secara turun-temurun. Dengan diwariskannya buku ini, maka ketebalan halaman menandai semakin lengkapnya substansi/materi buku ini akan menningkatkan nilai manfaatnya bagi institusi. Pembuatan buku ini juga diperuntukkan sebagai bahan dasar kurikulum sekolah kastrat pada tahun-tahun selanjutnya. Untuk kepengurusan PHN Kastrat 2011, buku putih akan dibagikan saat munas ISMKI 2011.

9. Forum Mahasiswa Berbicara (FMB)
Bersama ini PHN KastratNas mengucapkan terima kasih kepada pihak FK Unpad yang telah berjuang keras dalam menyelenggarakan FMB dan kepada semua pihak yang berusaha menyukseskan FMB. Pada tanggal 21-23 oktober 2011, bertempat di kota Bandung, Jawa Barat, sekitar 80 delegasi mahasiswa dari 18 Fakultas Kedokteran di Indonesia mengadakan pertemuan yang dinamakan "Forum Mahasiswa Berbicara Kajian Strategis Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia" (FMB Kastrat ISMKI). Berdasarkan amanat mukernas, di tetapkan bahwa isu bersama dalam FMB kepengurusan ini adalah SJSN. secara umum, FMB merupakan bentuk advokasi yang juga salah satu strategi kastrat dalam tindak lanjut hasil kajian. Disamping itu, FMB menjadi wadah penyatuan kajian dari Intitusi (karena institusi yang mengikuti FMB diwajibkan membuat kajian) guna mendukung realisasi SJSN dan Percepatan pengesahan RUU BPJS. Oleh karena itu pada FMB kali ini dititik beratkan pada diskusi antar Pemerintah, DPR, DJSN, BPJS, dan mahasiswa kedokteran.

Berikut pelaksanaannya:
A.    Jumat, 21 Oktober 2011
1.    Panitia langsung menuju Gedung Eijkman setelah kegiatan perkuliahan selesai.
2.  Pembukaan oleh kata sambutan dari Ketua Pelaksana, Perwakilan SEMAFKUP, Perwakilan ISMKI, dan Pembantu Dekan I FKUP pada pukul 19.00 WIB yang dilanjutkan pembukaan acara secara resmi oleh Pembantu Dekan I FKUP dan pengenalan panitia FMB Nas 2011.
3.    Kegiatan ditutup dengan pengarahan dari SC mengenai kegiatan hari selanjutnya.

B.     Sabtu, 22 Oktober 2011
1.   Sesi pertama dimulai 8.00 berakhir pada pukul 11.45. Sesi pertama diisi dengan pemaparan Pentingnya SJSN dan Kendala Pelaksanaan SJSN oleh pemateri.
2.    Sesi kedua dimulai pukul 13.00 dan berakhir pukul 21.00. Sesi kedua diisi dengan diskusi mahasiswa tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Sistem Kesehatan Nasional.
3.  Sesi ketiga dimulai pukul 21.15 dan berakhir pukul 22.00. Sesi ketiga diisi penyatuan kajian masing-masing kelompok diskusi sebelumnya.
4.      Acara ditutup dengan pengarahan dari SC mengenai kegiatan hari selanjutnya.
C.     Minggu, 23 Oktober 2011
1.   Sesi pertama dimulai pukul 8.45 dan berakhir pukul 9.00. Sesi pertama diisi oleh presentasi hasil penyatuan kajian oleh delegasi.
2.   Sesi kedua dimulai pukul 9.05 dan berakhir pukul 15.00. Sesi kedua diisi oleh diskusi terbuka antara stakeholder dengan delegasi tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3.      Kegiatan diakhiri dengan rekreasi ke Saung Angklung Mang Udjo.
4.      Pengembalian kondisi lokasi.
5.      Meninggalkan Lokasi.
6.      Rapat Evaluasi.

     Forum ini diselenggarakan untuk mendiskusikan beberapa hal terkait Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) dengan beberapa stakeholder. Stakeholder tersebut diantaranya adalah Ridwan Monoarfa (Dewan Jaminnan Sosial Nasional), Usman Sumantri (Kementerian Kesehatan RI), Hasbullah Thabrany (Guru Besar UI), Ledia Hanifa (Pansus RUU BPJS dari Fraksi PKS), dan Wahyu Idrawati (Kemenakertrans RI), serta Mas’ud Muhammad (PT jamsostek) dan Moh. Yani (PT Askes).
     
      Tindak lanjut dari pertemuan ini adalah publikasi hasil FMB dibeberapa situs dan blog, diskusi PHN dengan stakeholder secara intense via milis, handphone, dll untuk membahas berbagai hal ataupun pandangan terkait RUU BPJS. Hingga pada akhirnya pada hari Rabu, 28 Oktober 2011 sekitar pukul 20.40 WIB, Rancangan Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS) telah disahkan menjadi UU BPJS dengan kesepakatan bahwa BPJS I yang mengurusi jaminan kesehatan diselenggarakan oleh Askes akan mulai beroperasi  pada tanggal 1 Januari 2014. Sementara BPJS II (Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang mengurusi jaminan ketenagakerjaan mulai dibentuk badan hukum publik pada 1 Januari 2014 dan beroperasi selambat-lambatnya 1 Juli 2015. Dengan demikian, era baru penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia dapat segera dimulai. Namun demikian, tentu masih banyak PR yang harus dikerjakan salah satunya mengkritisi RPerPres yang mengatur masalah teknis dari UU BPJS. Kastratnas telah mencari, mendapatkan, serta menyebarluaskan RPerPres yang berguna untuk realisasi BPJS.

V.         EVALUASI
Secara keseluruhan hampir semua proker terlaksana tepat waktu dan terselesaikan, permasalahan utama mungkin terletak pada komitmen dan ketersediaan waktu anggota-anggotanya. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa terjadi dualism konsenterasi. Fokus kastrat masih dalam tahap pembangunan dan penguatan sistem yaitu melakukan kastratisasi terutama di institusi, karena sistem kastrat masih belum sempurna dan kekurangan baik dalam hal institusional dan fungsionalnya. Sehingga dalam pelaksanaannya masih banyak hambatan. Kondisi internal PHN kastrat cukup baik tetapi jarang bisa full team, dikarenakan 3 dari 9 anggota dalam masa kesibukan coas, dan kesibukan lain di kampus masing-masing sehingga penggunaan SDM di PHN kastrat masih kurang. Tapi kami berusaha melanjutkan amanah dan tanggung jawab dengan tulus dan sungguh-sungguh.

Evaluasi kastratisasi terkait desentralisasi gerakan kastrat di tingkat daerah institusi melalui diskusi dan Tanya jawab didapatkan bahwa kastrat institusi sudah paham akan urgensi desentralisasi. Walaupun mengaku paham, institusi cenderung masih bingung untuk memulai darimana gerakan di tingkat daerah (gubernur, pemda, DPR D, dll) dapat dilakukan. Menanggapi hal ini, kastrat telah merampungkan “buku putih KASTRAT ISMKI” yang mengulas hal-hal bersifat teknis dalam melakukan fungsi kastrat baik di tingkat institusi, daerah, wilayah, dan nasional.

VI.      REKOMENDASI
      Sebaiknya anggota ISMKI terutama yang mewakili wilayah II adalah anggota yang memang memiliki mobilitas tinggi. Secara keseluruhan, sebaiknya dipilih anggota yang minimal sudah berada di kastrat institusi selama 2 tahun serta belum akan memasuki tahunnya di klinik. Akan lebih baik jika lebih ditekankan team building inter- dan intra-departemen agar animo dan keikutsertaan saat acara-acara ISMKI lebih tinggi.

     Ada baiknya diadakan pelatihan jurnalistik (online juga tidak apa-apa), agar PHN dapat menulis kajian dengan menarik. Dalam kepengurusan sebelumnya kami sempat 3 kali bertemu yaitu direct meeting bulan januari, rakornas, dan fmb. Pertemuan langsung seperti ini diharapkan tetap membudaya sebagai dasar team building dan kekeluargaan. Arahan, bimbingan, monitoring, dan feedback langsung dari sekjen ismki perlu diperkuat untuk menajga team building keseluruhan PHN sehingga motivasi Pengurus Harian tidak menurun di akhir kepengurusan.

    Efektifitas jumlah program kerja untuk kepengurusan selanjutnya harus diperhatikan, mengingat pekerjaan kastrat walaupun sedikit membutuhkan waktu, tenaga, dan konsentrasi yang besar. Inovasi strategis dapat dilakukan terhadap panduan kontribusi yang sudah ada dengan mengatasi hambatan yang terjadi dimasing-masing program. Pengurus selanjutnya diharapkan dapat menjalin hubungan baik dengan Kastrat wilayah dan institusi untuk koordinasi kegiatan-kegiatan kastrat (diajak mukernas, rakornas, dan direct meeting). Selain itu, pembuatan komitmen PHN, PHW, dan institusi disertai kejelasan reward dan punishment perlu dipikirkan dalam menunjang kinerja ke-kastrat-an, diutamakan komitmen PHN untuk tidak memiliki amanah yang berat di ormawa intrakampus.

VII.   PENUTUP
Mengutip perkataan salah seorang stakeholder komisi IX DPR RI, When you fight, fight not with stones, instead fight with arguments and ideas. If you want to burn something, burn not the buildings, but the spirit inside you.” Juga,“Remember, a good medical student today, a good doctor tomorrow.” Semoga pada kepengurusan ke depan anggota-anggota KastratNas dapat lebih solid lagi dan berkomitmen dalam melaksanakan kontribusinya. Terutama anggota-anggota KastratNas, tidak boleh kehilangan idealisme dan keinginan untuk terus berpikir kritis. Kami dari keluarga kecil berhati besar, KastratNas ISMKI “generasi mandiri”, memohon keikhlasan kawan-kawan mahasiswa kedokteran untuk memaafkan segala kesalahan yang sifatnya disengaja maupun tidak. 
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kinerja kastratnas selama ini. antara lain kepada sekjen, wasekjen, bendahara, koord dan PHN lintas bidang. BK ISMKI terutama BPN yang selalu meluangkan sedikit ruang bagi tulisan-tulisan kastrat. Kawan seperjuangan di kastrat wilayah, sekwil, dari ISMKI wilayah satu hingga empat. Teman-teman presbem, PHW, Kastrat Institusi, PSDM wilayah, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semua yang kami lakukan tulus untuk Rakyat dan Mahasiswa kedokteran Indonesia. 

Ini bentuk syukur kami padaMu ya Rabb. . .
Ini bentuk pengabdian kami kepada bumi Indonesia. . .
Ini bentuk kecintaan kami pada dunia kesehatan. . .
Ini kontribusi yang dapat kami berikan bagi rakyat Indonesia. . .
Ini upaya kami memperkuat nama baik institusi dimana kami berasal. . .
Kecintaan kami terhadap rumah yang kami sebut ISMKI. . .
Komitmen kami terhadap bidang yang disebut KASTRATNAS. . .
Bidang kecil yang selalu besar di hati kami. . .

Salam kekeluargaan,
Kajian Strategis Nasional ISMKI 2011
Franz Sinatra Yoga  (FK Unsri)
Abdurrahman Hadi (FK Unsri)
Maria Rossyani (FK UI)
            Nora Ramkita (FK Unila)
Rr. Anggraeni I.E (FK UMS)
Agra Dhira Narendraputra (FK UB)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by phii | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Hostgator Coupon Code